Muslim sebahagian besarnya memahami cinta utama dalam Islam adalah kepada Allah dan Rasul barulah kepada yang lain. Untuk meraih cinta tersebut, pelbagai cara dilakukan oleh mereka yang sedar akan hakikat ini. Mereka sedaya-upaya membuang segala jahiliyyah yang nyata membuatkan mereka menjauh dari Cinta utama tersebut. Adakalanya pengorbanan yang amat pedih dan kadang kala menimbulkan banyak prasangka dari orang lain. Sebagai Muslim, mereka memahami sama sekali mereka tidak akan membuang rakan-rakan seakidah mereka walau bagai mana jua keadaan mereka sekalipun atas dasar persamaan akidah. Inilah hakikat yang sukar untuk difahami oleh sesetengah orang. Dalam perjalanan menuju Cinta tersebut banyak kali manusia itu terkandas dan terhenti dan mungkin (naudzubillah) berpatah balik semula. Tetapi alhamdulillah kebanyakan manusia tidak pernah berhenti mencari. Pelbagai medium yang mereka gunakan untuk mencapai hasrat tersebut. Adakalanya sesetengah manusia dicampakkan dalam keadaan yang mungkin sukar buat mereka menggapai jalan tersebut. Tetapi dengan kesedaran segalanya mungkin. Selagi kefahaman bertapak dalam diri, selagi itulah manusia ini tidak akan berhenti mencari harta karun paling mahal buat jiwanya. Walau dicampak dalam lembah gelap tanpa ada orang lain pun, atau mungkin ada tetapi tidak memiliki informasi tentang cara menuju jalan tersebut, barangkali akhirya kita dan orang itu sama-sama mencari jalan tersebut, perjalanan tetap diteruskan.
Sebahagian manusia sedih apabila tercampak ke lembah gelap. Seakan-akan mereka akan terus terperangkap di situ selama-lamanya. Maka seringkali ayat-ayat cliche kedengaran "Biarlah. Aku memang jahat." Sudah tahu jahat, kenapa tidak usaha untuk berubah? Kenapa ingin berada dalam kondisi serupa? Bukankah selagi kita bernafas peluang masih terbuka? Walhal Sang Pencipta Cinta boleh menghentikan nafas bila masa saja yang disukai-Nya.
'Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata ia adalah hadis hasan sahih.
Daripada Anas r.a. beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam! Selagi mana engkau meminta, berdoa dan mengharapkan
Aku, Aku akan ampunkan apa-apa dosa yang ada pada dirimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak
Adam! Seandainya dosa-dosamu banyak sampai mencecah awan langit kemudian engkau memohon
ampun kepadaKu, nescaya Aku akan ampunkan bagimu. Wahai anak Adam! Sesungguhnya engkau,
andainya engkau datang mengadapKu dengan dosa-dosa sepenuh isi bumi, kemudian engkau datang
menghadapKu tanpa engkau mensyirikkan Aku dengan sesuatu, nescaya Aku akan mengurniakan
untukmu keampunan sepenuh isi bumi.
Manusia melihat betapa kasih-sayang Pencipta melebihi segala-galanya. Keampunan diraih dengan taubat, bukan dengan nyawa dan harta-benda. Adilkah untuk manusia itu mengatakan Tuhan tidak adil? Sedangkan manusia sendiri tidak adil terhadapnya. Allah hanya memohon taubat dari hamba-Nya untuk dosa-dosa Sebanyak bumi.
Manusia-manusia yang mencari kadangkala sedih. Makin cuba dibuang halangan-halangan yang menjauhkan dari Cinta utama, makin banyak pula yang datang. Seakan-akan Cinta takkan pernah dikecapi.
Pemilik hati-hati manusia-manusia ini, buangkanlah apa-apa yang menghalang kami dari menuju ke jalan-Mu. Aminn.
Wednesday, April 30, 2008
Thursday, April 24, 2008
Human Needs
Maslow Hierarchy of Needs
1. Physiological needs - food, breathing, water etc.
2. Security - security of body, of employment, of resources, of property, of family, of morality etc.
3. Love/belonging - friendship, family etc.
4. Esteem - self-confidence, respect of others, achievement etc.
5. Self-actualization - acceptance of fact, problem solving, lack of prejudice, creativity, spontaneinity etc.
The first four falls under deficiency needs and the 5th one, growth need.
and..
Sabda Rasulullah s.a.w: “Antara punca kebahagiaan anak Adam ialah memiliki isteri yang solehah, 'tempat tinggal yang selesa' dan 'kenderaan yang baik'. Antara punca kecelakaan anak Adam ialah isteri yang jahat, rumah yang tidak selesa dan kenderaan yang tidak elok.” – Riwayat Ahmad melalui para perawi yang sahih.
The reason for me to put up the Maslow's theory and the saying of the Prophet Muhammad (pbuh) here is just because I think they are related especially the first 3 layers of the hierarchy and the hadith.
Lately, I've been thinking why me and some friends are not feeling happy. I mean not that we're unhappy all the time but we could be sometimes. (ah it's confusing) I guess I have found the answer. Some of the needs are not fulfilled (don't get me wrong, I am not referring to the first one in the hadith ).
i know all of us have the capability to fix the situation, either by being thankful or hoping for the situation to improve..thus having our needs ours!
I guess it's important to have the needs so that we can work effectively, not only as students, but also as workers/His slaves (after all, He is the One who provides all, right?)
1. Physiological needs - food, breathing, water etc.
2. Security - security of body, of employment, of resources, of property, of family, of morality etc.
3. Love/belonging - friendship, family etc.
4. Esteem - self-confidence, respect of others, achievement etc.
5. Self-actualization - acceptance of fact, problem solving, lack of prejudice, creativity, spontaneinity etc.
The first four falls under deficiency needs and the 5th one, growth need.
and..
Sabda Rasulullah s.a.w: “Antara punca kebahagiaan anak Adam ialah memiliki isteri yang solehah, 'tempat tinggal yang selesa' dan 'kenderaan yang baik'. Antara punca kecelakaan anak Adam ialah isteri yang jahat, rumah yang tidak selesa dan kenderaan yang tidak elok.” – Riwayat Ahmad melalui para perawi yang sahih.
The reason for me to put up the Maslow's theory and the saying of the Prophet Muhammad (pbuh) here is just because I think they are related especially the first 3 layers of the hierarchy and the hadith.
Lately, I've been thinking why me and some friends are not feeling happy. I mean not that we're unhappy all the time but we could be sometimes. (ah it's confusing) I guess I have found the answer. Some of the needs are not fulfilled (don't get me wrong, I am not referring to the first one in the hadith ).
i know all of us have the capability to fix the situation, either by being thankful or hoping for the situation to improve..thus having our needs ours!
I guess it's important to have the needs so that we can work effectively, not only as students, but also as workers/His slaves (after all, He is the One who provides all, right?)
Friday, April 18, 2008
Not a mid-life crisis
How can I be happy while other are enjoying themselves for their A+ state of eeman (alhamdulillah) , I'm still here in this condition struggling with my own self..at times at war with myself. I read many blogs and I can't stop my own jelousy to arouse out of happiness that they are having fun doing what I think I like to do as well.
I read a book by a Brazilian author which in one of the chapters describes the feeling of a character who feels unhappy with what she's doing. She leads a wonderful life, a wife to a husband that she really loves but suddenly she decides that the happiness lies in the sufferings, thus, chose to be a war correspondent meaning that she has to face danger everyday in war zones. She feels happy in an unhappy condition and finds no satisfaction in living the conventional life.
Well, what am I trying to say? It's not that I'm like the character but I guess finding what you really like doing is important. Sometimes people are too stucked with the same pattern in living that we don't even spare some time to think whether we're happy or not with the way we lead our life. Sometimes happiness lies behind the unhappiness.
As for myself, the most important thing is to enjoy doing something that is right. I know what I like to do but I'm not satisfied. I've got to find the suitable method doing what I like. And I'll never stop finding as that's one of the things that I love doing.
I read a book by a Brazilian author which in one of the chapters describes the feeling of a character who feels unhappy with what she's doing. She leads a wonderful life, a wife to a husband that she really loves but suddenly she decides that the happiness lies in the sufferings, thus, chose to be a war correspondent meaning that she has to face danger everyday in war zones. She feels happy in an unhappy condition and finds no satisfaction in living the conventional life.
Well, what am I trying to say? It's not that I'm like the character but I guess finding what you really like doing is important. Sometimes people are too stucked with the same pattern in living that we don't even spare some time to think whether we're happy or not with the way we lead our life. Sometimes happiness lies behind the unhappiness.
As for myself, the most important thing is to enjoy doing something that is right. I know what I like to do but I'm not satisfied. I've got to find the suitable method doing what I like. And I'll never stop finding as that's one of the things that I love doing.
"It begins with a glimpse or a passing thought.. It ends with obsession"
Let me find myself first and things that I need before the accomplishment.
Wednesday, April 09, 2008
I feel like I haven't done anything
"If what you did yesterday seems big, you haven't done anything ."
- Anonymous
- Anonymous
Friday, April 04, 2008
Bila Tuhan Cemburu
“Salah seorang ulama sufi mengatakan: “Hati-hatilah kalian kepada Allah, kerana sesungguhnya Dia Maha Pencemburu. Dia tidak suka bila melihat dalam hati hamba yang dicintai-Nya terdapat selain diri-Nya.”
Menurut pendapat yang lain, bahawa Allah Maha Pencemburu dan termasuk kecemburuan-Nya ialah Dia tidak menjadikan dalam hati hamba yang dicintai-Nya suatu jalan pun, kecuali hanya jalan yang menuju cinta kepada-Nya.
Contoh:
Ketika Nabi Adam a.s terdetik dalam hatinya keinginan untuk hidup kekal di dalam syurga, maka Allah mengeluarkannya dari syurga. Nabi Ibrahim as kesayangan Allah,ketika sangat sayang kepada Ismail, Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih anaknya itu agar kecintaannya yang sangat kepada anaknya dikeluarkan dari dalam hatinya. Dan ketika keduanya pasrah kepada perintah Allah dan siap untuk menyembelih dan disembelih, kecintaan Ibrahim kepada Tuhannya menjadi bersih dan tulus seperti semula, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat menebusnya dengan kambing syurga. Dalam kisah Maryam beliau kehairanan bagaimana sebelum dia mengandung bayi dalam kandungan, dia dapat segera makanan kurniaan Allah sedangkan di saat dia berbadan dua, dia perlu berusaha sedikit untuk mendapatkan makanan yakni dengan menggoyangkan pohon kurma supaya jatuh buahnya berbanding dulu ketika makan muncul di depan mata tanpa usaha. Lalu Allah berfirman bahwa di dalam hati Maryam sekarang wujud kecintaan yang sangat kepada bayi yang dikandungnyai iatu Isa Al-Maseh sedangkan ketika dahulu hanya Allah keutamaan hati-Nya. Ini menjadi faktor keadaan ini.
Sudah termasuk ketentuan Allah terhadap kekasih-kekasih-Nya bila mereka cenderung pada selain Allah, memperhatikan sesuatu atau hati mereka menyukai sesuatu, niscaya hal tersebut akan mengeruhkan kecintaan mereka kepada Allah. Maka Allah cemburu kepada hati mereka dan mengembalikannya agar kosong dari hal-hal tersebut dan menjadi tulus, seperti kembali hanya untuk dirinya.”
- Dipetik dan diadaptasi dari karangan Ibnu Qayyim Al-Juziyah, “Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Rekreasi Orang-orang Dimabuk Rindu”.
Petikan tersebut adalah sesuatu yang layak untuk kita semua fikirkan. Berapa banyak kehilangan sesuatu yang sangat kita sayangi menyebabkan kita berjaya kembali semula kepada Allah. Barangkali manusia, jika tidak ingin kehilangan barang yang dicintai, maka yang harus mereka hindari adalah terjebak daripada memiliki perasaan sayang yang melampau terhadap barang yang dicintai itu. Aku melihat banyak kali bagaimana Tuhan menarik nyawa orang-orang yang sangat disayangi sahabat-sahabatku seperti ayah, rakan dan lain-lain, bagaimana seorang ahli politik kehilangan jawatan yang dipegangnya yang semestinya sangat disayanginya. Ini adalah petanda jelas betapa Tuhan mencintai dan cemburu kepada mereka hamba yang kehilangan ini.
Ada orang yang tidak pernah merasa derita dalam hidupnya. Harus difikirkan kembali kerana tanda kecintaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya adalah betapa banyak penderitaan yang dilalui. Ada suatu kisah di zaman Rasulullah SAW seorang lelaki dilawati oleh baginda kerana suatu majlis. Ketika itu terjatuh sebiji telur ayam dan ajaibnya langsung tidak pecah telur tersebut. Maka lelaki itu mengatakan tidak pernah mengalami sebarang peristiwa yang merugikan dan menyedihkan dalam hidup-Nya. Rasulullah ternyata tidak gembira dengan kenyataan tersebut justeru mengatakan kepada seorang sahabat yang lebih kurang begini (bukan ayat yang tepat tetapi makna lebih kurang IA), “Allah, cara menunjukkan kecintaan adalah dengan mengurniakan kesusahan kepada hamba-hambaNya. Orang yang tidak pernah menderita tidah termasuk dalam golongan hamba yang dicintai-Nya.”
Konklusi: Bersyukur dengan penderitaan. Penderitaan, kehilangan = tanda Allah cinta
Menurut pendapat yang lain, bahawa Allah Maha Pencemburu dan termasuk kecemburuan-Nya ialah Dia tidak menjadikan dalam hati hamba yang dicintai-Nya suatu jalan pun, kecuali hanya jalan yang menuju cinta kepada-Nya.
Contoh:
Ketika Nabi Adam a.s terdetik dalam hatinya keinginan untuk hidup kekal di dalam syurga, maka Allah mengeluarkannya dari syurga. Nabi Ibrahim as kesayangan Allah,ketika sangat sayang kepada Ismail, Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih anaknya itu agar kecintaannya yang sangat kepada anaknya dikeluarkan dari dalam hatinya. Dan ketika keduanya pasrah kepada perintah Allah dan siap untuk menyembelih dan disembelih, kecintaan Ibrahim kepada Tuhannya menjadi bersih dan tulus seperti semula, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat menebusnya dengan kambing syurga. Dalam kisah Maryam beliau kehairanan bagaimana sebelum dia mengandung bayi dalam kandungan, dia dapat segera makanan kurniaan Allah sedangkan di saat dia berbadan dua, dia perlu berusaha sedikit untuk mendapatkan makanan yakni dengan menggoyangkan pohon kurma supaya jatuh buahnya berbanding dulu ketika makan muncul di depan mata tanpa usaha. Lalu Allah berfirman bahwa di dalam hati Maryam sekarang wujud kecintaan yang sangat kepada bayi yang dikandungnyai iatu Isa Al-Maseh sedangkan ketika dahulu hanya Allah keutamaan hati-Nya. Ini menjadi faktor keadaan ini.
Sudah termasuk ketentuan Allah terhadap kekasih-kekasih-Nya bila mereka cenderung pada selain Allah, memperhatikan sesuatu atau hati mereka menyukai sesuatu, niscaya hal tersebut akan mengeruhkan kecintaan mereka kepada Allah. Maka Allah cemburu kepada hati mereka dan mengembalikannya agar kosong dari hal-hal tersebut dan menjadi tulus, seperti kembali hanya untuk dirinya.”
- Dipetik dan diadaptasi dari karangan Ibnu Qayyim Al-Juziyah, “Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Rekreasi Orang-orang Dimabuk Rindu”.
Petikan tersebut adalah sesuatu yang layak untuk kita semua fikirkan. Berapa banyak kehilangan sesuatu yang sangat kita sayangi menyebabkan kita berjaya kembali semula kepada Allah. Barangkali manusia, jika tidak ingin kehilangan barang yang dicintai, maka yang harus mereka hindari adalah terjebak daripada memiliki perasaan sayang yang melampau terhadap barang yang dicintai itu. Aku melihat banyak kali bagaimana Tuhan menarik nyawa orang-orang yang sangat disayangi sahabat-sahabatku seperti ayah, rakan dan lain-lain, bagaimana seorang ahli politik kehilangan jawatan yang dipegangnya yang semestinya sangat disayanginya. Ini adalah petanda jelas betapa Tuhan mencintai dan cemburu kepada mereka hamba yang kehilangan ini.
Ada orang yang tidak pernah merasa derita dalam hidupnya. Harus difikirkan kembali kerana tanda kecintaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya adalah betapa banyak penderitaan yang dilalui. Ada suatu kisah di zaman Rasulullah SAW seorang lelaki dilawati oleh baginda kerana suatu majlis. Ketika itu terjatuh sebiji telur ayam dan ajaibnya langsung tidak pecah telur tersebut. Maka lelaki itu mengatakan tidak pernah mengalami sebarang peristiwa yang merugikan dan menyedihkan dalam hidup-Nya. Rasulullah ternyata tidak gembira dengan kenyataan tersebut justeru mengatakan kepada seorang sahabat yang lebih kurang begini (bukan ayat yang tepat tetapi makna lebih kurang IA), “Allah, cara menunjukkan kecintaan adalah dengan mengurniakan kesusahan kepada hamba-hambaNya. Orang yang tidak pernah menderita tidah termasuk dalam golongan hamba yang dicintai-Nya.”
Konklusi: Bersyukur dengan penderitaan. Penderitaan, kehilangan = tanda Allah cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)