Monday, December 03, 2007

cuti-cuti

It's holiday!

What does holiday means to you?

-movies?
-cooking?
-excessive eating?
-travelling?

It's typical.. that's what people always do during cuti-cuti. It's about how to spend your free time.

Alhamdulillah, now how I define holiday is different. Holiday should not be about relaxation. For one who want to work for the deen, holiday means work!

"Peliharalah Allah di waktu lapang".
"Tiada kerehatan bagiku melainkan setelah melangkahnya kakiku ke syurga (Imam Ahmad). "

Because of the limited time that God give to us, I should work really hard to use time effectively. I'm planning to read books "yg wajib-wajib" tuh. Allah only gave human around 60-100 years to do their responsibility as the vicegerent of earth and after that He will grant us paradise which is eternal. So it's better to give up some of the things that we love in this wordly life now than to lose them in the hereafter.

Stay away from those craps. I can't help but hate movie yang crap. (it does not benefit us at all). I remind myself first before others. I really hope by writing this down, it will make me do what I want to do as now that I am responsible for my own words.
Link menarik tentang masa:
http://bahantarbiyyah.info/v3/wordpress/?p=32
some of the excerpt:
"Oleh kerana peribadi ulama dan manusia sebegini, umat masih tetap bertahan ratusan tahun lamanya memimpin dunia dan menerangi gelapnya. Dan kita hanya mampu berkata,” Ini sesuatu yang luar biasa! Siapa yang sanggup melakukannya?!

Maka anda tidak harus melakukannya. Sekali-kali tidak. Tapi anda perlu menghabiskan masa anda sia-sia. Anda tidak harus duduk santai di kedai, café beberapa jam hanya untuk sekadar makan. Anda tidak harus meluang masa menonton telenovela dan drama. Anda tidak harus duduk bersembang perkara tidak berguna. Anda tidak harus menantikan bola yang disepak ke sana ke mari masuk ke dalam gol. Anda tidak harus bersolek di depan cermin seolah tiada hari esok. Anda tidak harus berpeleseran untuk window shopping di pasaraya dan mall. Anda tidak harus membicarakan artis itu memakai pakaian fesyen apa dan dengan siapa dia bercinta. Anda tidak harus buat begitu. Andai sahaja anda memahaminya, cukup untuk membuatkan umat ini berjaya.

Jika hal-hal itu kita lakukan kemudian kita bersedih dengan nasib umat, kita menghina saudara seIslam kita. Kemudian kita berseronok kembali. Maka insafilah diri kita!"


Click the link to enlarge http://www.senikehidupan.com/g2data/gallery2/main.php?g2_view=core.DownloadItem&g2_itemId=933

Sunday, December 02, 2007

impian

Saya perasan sering juga kami berbincang-bincang tentang apa yang ingin dilakukan saat pulang ke Malaysia meniti usia dewasa di Malaysia. Banyak benar 'plan' kami. Samaada angan-angan Mat Jenin atau suatu realiti di masa hadapan, saya rasa saya patut gembira kerana sekurang-kurangnya setiap perancangan yang terkeluar dari lidah-lidah ini sangat pasti hadir atas kefahaman terhadap Islam dan ingin menolong umat, bukan kerana keuntungan.
Ada antara kami yang aktif dan berminat terhadap teater ingin menerbitkan teater-teater bercirikan Islam.
Ada yang teringin membuka perusahaan penternakan ayam.
Ada yang teringin membuka kedai-kedai runcit yang diharapkan akan menjadi sehebat rangkaian-rangkaian Tesco, Woolworths, dan seangkatan dengannya bagi menyediakan alternatif kepada ummah yang sangat bergantung kepada produk-produk syarikat Zionis.
Ada yang teringin membuka butik pakaian-pakaian muslimah yang santai tapi menepati ciri Islam yang inginkan ia labuh dan tidak brunsurkan tabaruj.
Besarnya cita-cita kami. Padahal kami pelajar education dan linguistics. Heheh. Mungkin impian yang kalau diizinkan Allah akan menjadi kenyataan. IA
Yang penting, anak-anak baru yang bakal kami terima di alam pekerjaan setahun dari sekarang harus diberi perhatian sempurna dahulu.

Monday, November 26, 2007

masih ada waktu
"Aku menyintaimu kerana agama yang ada padamu, jika hilang agama dalam dirimu, maka hilanglah rasa cintaku kepadamu."
Waktu semakin ke penghujung. Waktu pulang ke tanahair. Tidak pasti perasaan yang mana satu mendominasi diri. Samada sedih atau gembira tidak dapat dipastikan.
Berpisah dengan kakak dan adik yang dikasihi. Semoga pertemuan kalau tidak di bumi, di jannah insya-Allah. Terngiang-ngiang kata-kata banyak orang akan kepentingan ukhuwah. Sekarang jelas, mengharungi jalan yang bersongsangan dengan norma masyarakat akan terasa lelah dan kering andai kenikmatan dan penghargaan terhadap ukhuwah kerana Allah itu tidak terasa di hati. Diri pernah kekeringan, dan mungkin akan lagi kerana Allah tidak henti-henti menguji manusia selagi mana belum tamat proses penapisan memilih ahli taman syurga.
Kasih dan rahmat Tuhan akan sentiasa membasahi jiwa yang kering andai aku mencarinya. Indahnya memiliki sahabat-sahabat yang cepat memahami.
Sekali lagi,
"Aku menyintaimu kerana agama yang ada dalam dirimu, sekiranya hilang agama dalam dirimu maka hilanglah rasa cintaku terhadapmu."
Jazakillah.

Friday, November 23, 2007

emosi

My beloved sister came for her last visit. Happy :)
I always love it when someone whom I regard as one of my role models is around me. It motivates me.

These days, I've found that emotion has taken control over me. I know women and emotions are two things intertwined like a siamese twin but I hate it when it's too much. It's killing me and sometimes when it's too much you tend to put over emphasis on trivial matters.

I believe and try to adapt and to work out on my belief that women aren't meant to expect people around her to deal with her emotions all the time. Women, as someone who understand much about emotion as they have to learn to overcome it should be the one who console others.

It's fascinating how one of the greatest women in history, Khadijah R.A. actually the one who provided all the emotional support to the most influential person in the history of mankind ever the beloved Muhammad S.A.W. I keep thinking that it is amazing and that it is beyond the belief of the society that regards women as weak, fragile, too emotional and too sensitive etc. etc. In fact, it changed the world!

So, I really hope I will be wise in dealing with emotions. To be emotional is good, and it is in fact inside every women. It is just that we have to make it as our specialty instead of making it like one burden and problematic to others around us.

After all put your trust in the One and Only.

"Memang kadang-kadang emosi bising terlebih."

Tuesday, November 20, 2007

Saya cuma ingin obses/gila/gemar/enthusiatik/bersemangat/ketagih/minat/utamakan sesuatu yang sepatutnya. Bukan tenggelam dengan obsesi/minat/kegilaan/ketagihan etc. akan sesuatu yang tak sepatutnya.

Semoga jiwa ini tidak sakit tahap kronik.

Sunday, November 18, 2007

Good bye

Many are going back for good tomorrow (friends from other countries).
Perpisahan memang menyakitkan, tetapi dengan perpisahan kita kan lebih mengerti erti pertemuan. Saya sangat berbesar hati mengenali kalian.

us, sdg bz studi..

2 days more before the final paper exam. All the best everyone! Semoga dipermudahkan Allah.

Saturday, November 17, 2007

Of black tudung and jihad
"The Muslim fundamentalist: An unscrupulous, uneducated, uncultured, archaic, bloodthirsty, woman-hating, economically deprived, politically frustrated Muslim terrorist, loaded with guns and bombs…This monstrous creature has eyes fixed on one single enemy target: America and its lovely peace-loving, democratic, scientifically minded, highly ethical, spontaneously moral prosperous citizens" - Fatima Mernissi
*Curik from someone's facebook.
Yesterday, I was walking alone to Macquarie Center and was about to cross the road when suddenly the traffic light turned to red. So, I stopped and all out of a sudden there's one bald OZ guy in his 40s I reckon, shouting out 'Jihad!' to me. Poor guy. Didn't he know 'jihad' is one of the human's purpose of life. But, certainly it was obvious that he doesn't know.
Well, this was not the first time I'd experienced this. I used to get more negative remarks than that but thank Allah never did those people do any harm to me physically. Just verbal assaults so far. And one thing I noticed such incidents usually happened when I had my black hijab on. Ada apa dengan hitam? Do I look like a demon or something?
That's one of the bitter fruits of living in Australia but I kinda thankful that I've got the oppurtunity to experience these. I mean what is life if it's ONLY about things that you like?

Thursday, November 15, 2007

do not grieve, spread the message!
Hamza Yusuf said that if muslims are given one second to speak in the media, what they say most of the time are grief and complaints. He further added, it's different than the prophet (pbuh)'s approach to da'wa. Based on the seerah, he never wasted every oppurtunity that he had when meeting with the kufr leaders of the Quraish, instead he used it to spread and to tell them about Islam. He never made it as a platform to tell how despair his life was because of the oppression by the Quraish who hate the spreading of his message.
Never underestimate the power of the media. Manipulate it to the fullest. The media here are not only referred to television and the newspaper, the internet can also be one of the most influential media. If you have a friendster, facebook etc. account, optimize them to tell people about Islam. Being in Australia has made me realise, the non-muslims really have no idea what islam is besides what they read and watch from the media about muslim terrorism. At least we can help them to have a balance view.
May Allah bless us.

Tuesday, November 13, 2007

la tahzan

Ya Allah!
Rasa putus-asa nyaris-nyaris membunuh saya.
"Boleh jadi selangkah lagi kakimu ingin ke syurga, tetapi kerana ketidaksabaranmu engkau tergelincir ke dalam neraka".
Nauzubillah.
***
Setiap kali hati dirundum kegelisahan dan ketidaktenangan salah satu cerita yang saya teringat adalah tentang ibnu Taimiyyah. Dia pernah mengatakan,
"Andai penghuni syurga mampu merasai apa yang aku rasakan (kegembiraan, ketenangan jiwa), sungguh mereka memiliki kehidupan yang baik. "
Dan lagi satu, saya tidak ingat kata-kata siapa.
"Seandainya raja-raja tahu betapa bahagianya kehidupan kami hasil jiwa yang tenang, pasti mereka memerangi kami untuk mendapatkannya."
Saya sedih kerana terlalu ingin perasaan yang sedemikian. Ia bukan rasa yang sering anda dalam jiwa setiap masa.
Memburu ketenangan dalam kesibukan dunia yang mungkin dalam tidak sedar mencetuskan kecintaan terhadap dunia.
Ya Allah, leraikan dunia dalam hatiku.

Sunday, November 11, 2007

let's work for Islam
"Orang-orang zaman sekarang yang mendesak supaya Islam mengemukakan teori-teori mengenai sistem perundangan yang lengkap. supaya Islam membentuk dasar-dasar penyelesaian masalah-masalah yang mungkin timbul; sedangkan di bumi ini tiada lagi sebuah masyarakat yang telah memutuskan untuk patuh kepada perintah Allah dan menolak sebarang peraturan dan undang-undang selain dari syariat Allah, sedang mereka mempunyai kuasa untuk melaksanakannya; orang-orang seperti itu, yang mendesak dan mencabar Islam berbuat demikian, adalah sebenarnya orang-orang yang tidak faham hakikat Islam dan bagaimana Islam itu bergerak di dalam hidup seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang hendak mengubah tabiat, program dan sejarah agama ini; orang-orang yang hendak mengubah bentuk sejarah Islam supaya Islam ini sama setaraf dengan teori-teori bikinan manusia, sebaya dengan program ciptaan manusia.Mereka juga adalah orang-orang yang cuba memesongkan Islam dari landasaannya yang sejati dan dari jalannya yang asli semata-mata untuk menyahut dan memenuhi kehendak semasa dalam diri mereka, sebagai kehendak yang timbul dari kekecewaan jiwa mereka sendiri, kekecewaan mereka menghadapi konsep-konsep dan sistem-sistem bikinan manusia yang tidak mampu mereka hadapi. Mereka bermaksud supaya Islam ikut jadi kerdil seperti jiwa mereka supaya Islam jadi suatu teori yang penuh dengan andaian-andaian yang menggelikan untuk menghadapi masa depan yang tidak wujud sedangkan Allah menghendaki supaya agama ini mengikut kehendak-Nya. Allah menghendaki supaya Islam menjadi suatu akidah dan keyakinan hidup yang memenuhi ruang hati, yang menguasai budi dan nadi, akidah yang menentukan manusia tidak boleh tunduk selain kepada Allah sahaja dan tidak menerima undang-undang yang lain selain dari peraturan dan undang-undang Allah. Sesudah adanya manusia yang inilah akidah mereka dan sesudah mereka mempunyai kuasa yang mutlak di dalam masyarakat mereka maka bermulalah wujudnya undang-undang untuk memenuhi hajat mereka dan mengatur kehidupan mereka yang praktikal (bukan teori sahaja)."
- Petunjuk Sepanjang Jalan
Sepanjang usia saya, saya menemui banyak orang-orang yang lebih emosional dari rasionalnya. Mereka ingin Islam (dalam pemerintahan negara). Tetapi tidak faham tabiat agama ini. Lihat di sekeliling, berapa kerat yang benar-benar mengagungkan Allah setiap masa. Diri sendiri pun tertewas kadang-kala. Apa yang kita bualkan setiap hari dalam sembang-sembang kita? Kadang-kadang saya sendiri terlepas berbual kosong dari tentang Jaafar Onn hinggalah apa-apa yang tak kemana.
Baru saya faham pentingnya sejarah. Dahulu banyak juga yang menganggap sejarah itu subjek yang membebankan. Penting sekali untuk kita memahami sejarah dalam skala yang besar, memahami the big picture bermula dari zaman Nabi Adam supaya kita memahami setiap yang berlaku sampai hari ini adalah kesinambungan masa lepas yang polanya berulang-ulang. History repeats itself. Kita mungkin memahami, Islam diberi label negatif seperti 'terrorist' dan sebagainya gara-gara peristiwa September 11. Tetapi, seseorang yang memahami dan mengetahui 'the big picture' tidak akan meletakkan peristiwa itu sebagai faktor utama. tetapi sebaliknya faham itu salah satu perancangan musuh sejak zaman-berzaman.
Jalan hanya ada 2: yang benar atau yang batil.
It's either you work for this deen (islam) or enjoy your material life and then miss it.
Jangan tertipu. Tertipulah kita kalau masih asyik dengan jahiliyah tak kemana. Saya sudah bosan bermanis muka dengan gejala-gejala jahiliyah. It's too complicated. Let's use our brain not only for academic stuff, but also to think of the purpose of our creation.
Seperti hadis Nabi SAW, 'orang-orang yang berjuang menegakkan kalimah Allah mereka itu di jalan yang benar.'

Monday, November 05, 2007

certain things in life does not deserve too much attention
Banyak perkara dalam hidup terlalu di'overrated' hinggakan kebenaran dan tujuan sebenar terselindung.
Contoh. Cinta (lelaki, wanita). Friendster saya kadangkala penuh dengan bulletin 'I miss you', 'ku ingin di sampingmu' etc. Nanti bila sudah putus, 'i hate you', 'i am independent now, i can be without you'... bla bla bla.
So what? No one can be independent. It is a fitrah that human will look for something than he/she can hold on to.
Saya cuma tersedar. Manusia dan saya juga suatu masa dulu lupa akan tujuan utama kehidupan.
'Tidak Aku ciptakan jin dan manusia KECUALI supaya mereka beribadat kepadaKu [51:56]."
Cinta yang dilarang syariat dipromosikan besar-besaran di media. Bukan cinta sahaja, musik, fesyen, teknologi terkini etc. hingga manusia semua berlumba-lumba mengejar itu kerana seperti yang saya katakan tadi secara fitrahnya manusia akan mencari untuk berpegang kepada sesuatu yang mendatangkan kegembiraan jiwa.
Tapi, logik akal juga tahu kalau ingin berpegang kepada sesuatu, peganglah kepada sesuatu yang kukuh, yang pasti.
Tapi keadaan lain, kerana perkara-perkara yang saya sebutkan tadi dipromosikan, diiklankan dengan meluas di media massa.
Kurang promosi terhadap Islam, kurang promosi terhadap pejuang-pejuang Islam (kanak-kanak lebih kenal batman, britney spears dari Muhammad Al-Fatih, Salahuddin Al-Ayubbi dan para sahabat sendiri).
Kurang promosi terhadap betapa lazatnya cinta kepada Allah. Cinta yang bukan sekadar terjemahan kata-kata. Tetapi seiring dengan amalan.
Allah. Inilah yang pasti. Inilah yang kukuh. Inilah yang harus menjadi keutamaan dalam hidup.
Orang yang cinta akan sesuatu, akan sentiasa menceritakan tentang cintanya kepada yang lain. Akan sentiasa menyebut-nyebut tentang kekasihnya dalam majlis mahupun teringat saat sendirian.
Cintakah saya akan Tuhan? Mahu bercakap dan bercerita tentang kasih Allah pun terasa awkward.

Saturday, November 03, 2007

Lebih kurang 40 hari lagi untuk balik Malaysia..

Sedih.

Banyak objektif belum tercapai.

Friday, October 26, 2007

lega
Alhamdulillah, I'm done with my microteaching. Even though it was not how I want it to be, but still I am satisfied now that the burden is less. My task was asking the students to argue about a qoutation by a famous person. As I was too nervous I forgot to do some of the things that i'd already outlined in the lesson plan. I even exceeded the timing of the lesson. Marianne seemed to be okay with that maybe because I looked really nervous. One of the things why I chose to do the lesson is to encourage my students to think. I want my students to be thinkers. Maybe I'm not a really good teacher, but I really hope regular practises when I'm in the teaching profession will help.
At times, i felt that I don't posses that natural talent or traits of a real teacher, but I'm so optimistic that it can be atttained through lots of practice.
Although things did not work according to what it's planned, I believe it was becuase Allah wants to tell me that the efforts that I had put in was not enough. Redha.
These were the qoutations that I used in the instructions.
“Education is an admirable thing, but it is well to remember from time to time that nothing worth knowing can be taught.”
OSCAR WILDE (1854-1900) Irish playwright/dramatist

“It takes a long time to become young.”
PABLO PICASSO (1881-1973) Spanish artist
“Turn your wounds into wisdom.”
OPRAH WINFREY (1954- ) US TV personality

“We shall defend our island, whatever the cost may be, we shall flight them on the beaches, we shall fight on the landing grounds, we shall fight in the fields and in the streets, we shall fight in the hills; we shall never surrender.”
WINSTON CHURCHILL (1874-1965) British politician

“When you are as great as I am, it is hard to be humble.”
MUHAMMAD ALI (1942 -) US Boxer

“It has become appallingly obvious that our technology has exceeded our humanity.”
ALBERT EINSTEIN (1879-1955) German scientist

“Success is a lousy teacher. It seduces smart people into thinking they can’t lose.”
BILL GATES ( 1955- ) US Businessman

“Now we live in a world where man has walked on the moon. It’s not a miracle; we just decided to go.”
TOM HANKS (1956- ) US actor

“What luck for the rulers that men do not think.”
ADOLF HITLER (1889-1945) German leader

“God is the friend of silence. See how nature-trees, flowers, grass grows in silence; see the stars, the moon and the sun, how they move in silence…we need silence to touch souls.”
MOTHER THERESA (1910-1997) Nun and humanitarian

“That is one small step for man and one giant step for mankind.”
NEIL ARMSTRONG (1930- ) Astronaut

“I came I saw I conquered.”
JULIUS CEASAR (100-44 BC) Roman leader

“There are more duties than time available, so help others benefiting from their time and if you have a task, do it in the shortest possible time.”
HASSAN AL-BANNA Founder of Muslim Brotherhood

Tuesday, October 23, 2007

Faith and Weakness
By Dr. Yusuf Al-Qaradawi
President — The International Union for Muslim Scholars

Some people mistake righteousness and piety with weakness and humiliation . In their view, being a devoted person implies taking a negative position and isolating oneself from the events of life. They have a distorted vision of the morals preached by Islam; for example, they understand submission as tantamount to passivity and fatalism. Humbleness, in this context, is taken to mean accepting oppression and giving up all means and manifestations of strength. Refuting this misconception, Dr. Ysusuf Al-Qaradawi states:

The true concept of Islam has nothing to do with such spiritlessness or weakness. In fact, iman (faith) has always been the source of strength and might, high morals, and strong personality.
Once `Umar ibn Al-Khattab (may Allah be pleased with him) saw a man who, while performing Prayer, was totally withdrawn and dispirited, as if coming from among the dead. `Umar reacted angrily to such attitude and said to the man, “Do not incorporate into our religious rites aspects of death. Submissiveness is that of the heart not of appearance.”

`Umar was famous for his saying “O Allah! I seek refuge in You from fake submissiveness.” People said, “What is fake submissiveness?” `Umar replied, “To have a humble body, but not a humble heart.” Ash-Shifa’ bint `Abdullah saw some youth walking listlessly, so she asked, “Who are those people?” “They are ascetics,” was the answer. She commented, “`Umar, though a real ascetic, used to walk quickly, speak loudly, and hit severely,” indicating that he was strong.

While being the example of modesty and humbleness, the Prophet (peace and blessings be upon him) used to walk quickly as if coming down from a hill. Abu Hurairah (may Allah be pleased with him) described him: “I have never seen a person with a countenance more beautiful than that of the Prophet (peace and blessings be upon him) as if sun was shining in his face. I have never seen a person quicker in pace than him, as if land is folded before his feet.”.

Sunday, October 21, 2007

A short book review, "Bila Tuhan Berbicara"

Pensyarah saya, Michael Lewis pernah mengatakan dalam kuliah tahun lepas, sesuatu fiksyen itu boleh dikategorikan sebagai berkualiti apabila fiksyen itu lebih focus kepada watak (character-driven) sebagai kekuatan cerita berbanding plot (plot-driven). Beliau memberi contoh beberapa novel yang sangat popular dan mencetuskan fenomena seperti yang anda semua tahu dan kebanyakkan orang memilikinya, iaitu novel J.K. Rowling yang kuat dengan plot. Bukanlah kuasa saya untuk mengatakan Harry Potter itu tidak berkualiti kerana saya sendiri merasakan tidak akan menghalang bakal-bakal pelajar saya membacanya seandainya mereka melakukannya untuk memantapkan bahasa inggeris mereka dan hanya buku itu sahaja yang mampu mereka baca. Tetapi senantiasa ada alternative lain dan saya akan cuba mencadangkan beberapa alternatif ini untuk mereka. Seingat saya Michael Lewis ada memberikan beberapa contoh novel yang berkualiti kerana wataknya iaitu novel-novel tulisan Jane Austen dan beberapa penulis terkenal Australia. Jadi, selepas membaca karya terbaru F. Tehrani, Bila Tuhan Berbicara, saya rasa seperti berani mengatakan karya ini berkualiti kerana fokusnya terhadap watak yang amat mendalam. Drama ini membicarakan tentang 3 watak manusia yang saya kira mewakili 3 golongan manusia, Razlan, Sahlan dan Mazlan.
Razlan seorang ekstremis agama, Mazlan, doctor yang baru terbunuh isterinya dan Sahlan seorang vulkanologis yang ingin menukar jantina. Secara amnya, drama ini bukan semata-mata ingin menceritakan bagaimana mereka yang terperangkap dalam gua/bunker cuba melepaskan diri, tapi ia lebih kepada cubaan untuk menyampaikan kepada pembaca akan hakikat sebenar ketiga-tiga golongan manusia.
Mazlan, mewakili golongan sebahagian besar manusia yang hidupnya hanya untuk diri sendiri dan orang-orang yang dikenali seperti keluarga dan rakan-rakan sekitar tanpa memikirkan akan nasib manusia secara keseluruhannya. Berapa banyak manusia yang terikat dengan pemikiran bahawa hidup ini adalah untuk belajar, bekerja, bernikah kemudian beranak, bercucu dan pengakhirannya mati. Mungkin juga Mazlan ini adalah golongan yang ambil peduli nasib sendiri, asalkan aku bahagia. Atau dalam bahasa Inggerisnya ‘ignorant’. Golongan seperti ini mendominasi sebahagian besar masyarakat muslim sekarang.
Watak seterusnya Sahlan mewakili kepada sebahagian golongan manusia yang boleh kita lihat di dokumentari-dokumentari mahupun di universiti-universiti tempat saya dan anda menimba ilmu yang sangat beriltizam dengan profesion mereka, sangat ahli dalam bidang yang diminati mereka, namun, sayang ilmu yang diperolehi hasil kajian demi kajian langsung tidak membawa mereka dekat kepada Tuhan. Padahal, setiap apa yang mereka perolehi itu merupakan suatu bicara Tuhan kepada mereka. Suatu alamat dan petunjuk jalan yang sepatutnya membawa mereka kepada destinasi yang haq, yakni alam akhirat. Razlan, seorang yang cuba membela nasib ummah menerusi cara ekstrim menurut banyak media massa, iaitu pengeboman.
Razlan mewakli segolongan manusia yang menyerahkan hidup untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun cara beliau melakukannya mungkin tidak dipersetujui oleh sesetengah orang, tapi penampilan wataknya dalam novel ini adalah untuk menyatakan pandangan terhadap golongan ini. Watak ini juga menunjukkan bagaimana dengan kecintaan dan kefahaman yang mendalam terhadap janji Allah atas mereka yang berjuang di jalan-Nya manusia sanggup melakukan apa sahaja.
Secara amnya, unsure-unsur humor memeriahkan lagi drama ini seperti pengarah yang gila pentas, paduka ratu yang miang dan ketiga-tiga watak itu yang saling menyumbang kepada kekomikalan drama ini. Saya tidaklah pandai untuk memberi komen terhadap aspek-aspek lain kerana saya tidak lah ahli, tetapi saya mengesyorkan semua untuk membacanya kerana pada saya karya ini sarat dengan pemikiran dan falsafah dan juga ilmu-ilmu lain seperti ilmu kaji bumi, ilmu perubatan dan semestinya ilmu tentang Islam. Membacanya memberi anda peluang untuk menambahkan lagi pengetahuan tentang bidang-bidang lain atau boleh dikatakan naskah ini multipurpose. Dan apa yang penting sekali ialah novel ini dapat membuat anda menilai diri sendiri golongan manakah anda.

Friday, October 19, 2007

these days

These days, I do less reading. Not that I'm lazy to read or don't have time. I kinda have lots of free time at the moment. It's just that I'm afraid to strain my brain with all the input without any changes at all in me.
I want what I know through reading and learning affect my characteristic, my behaviour, my personality and myself. It's really hard. You have no idea how much I need to struggle knowing that I have too many bad habits that needs to be changed.
Is this the right way? I really hope so. I remember during the prophet Muhammad SAW's time, the sahabah actually learnt few verses to be practised before going about learning the other Quranic verses.
Now I understand it this way, it's not about learning in order to improve your intelligence and knowledge, it is about 'berilmu untuk beramal'.
~~~
A system which is built based on man-made ideology will always has holes on it. That's why I don't really read critiques on politics. Democracy, the adopted system worldwide, is always seen as the solution for all troubles of mankind. But, it is obviously not.
We still see corruptions. So, it's not a solution at all.
Rather than criticizing the system, I feel what we, as someone who understand the religion, need to do is to spread the only system that pleases the Almighty, the path of Islam. Muhammad Qutb said in his book, 'Misconception about Islam', the only way to spread Islam is not by defending it, it is by introducing it. To introduce Islam, the basic thing is to teach people to have a strong faith (akidah) in Allah (and I'm still learning about this). Without understanding this basic aspect, no use at all teaching people about the other branches of Islam. And a strong faith is the driving force that causes human-beings to reject all kinds of belief and ideology other than Islam.

Tuesday, October 16, 2007

My Eid
This is briefly how I celebrated Eid this year:
As I'm too lazy to type.. let the photos, apart from the post by Syada, do the job.

People all walking to the masjid.. subhanallah..such a touching moment

Syada & Rym at Lakemba Mosque..while waiting for the prayer

Lakemba Mosque

1 Syawal 1428..at teratak Nisa dan rakan-rakan at 82

2 Syawal

Eid Celebration on Syawal 4

Khas buat Ainee.. the cake i bake

I really love Eid this year. Probably this is the last chance for me to celebrate it overseas. Sad that it's the last. All I know is I'm going to miss this so much. The atmosphere is so different compared to celebrating it in Malaysia. Rym said that in her home country, Eidulfitr is more about eating sweets while in Malaysia it is about serving all kinds of different foods. That's why most of the shops opened in Lakemba on that day were only bakery shops. Even the way the takbir was uttered (Lakemba Mosque) was also different. It sounded more like celebrating a victory and not so melancholic like the way that I had always heard. And to see people from all walks of life regardless of their age, race, colour and gender all got together for the prayer really shows that Allah does what He wills.He made people leave their home to praise him. Beautiful indeed if the Ummah is always unites not only during Eid prayer, but all the time.

I miss to celebrate Eid in Malaysia, but I also love the celebration here. I guess tidak melampau kalau dikatakan this is the first time I understand about the hakikat sambutan 1 Syawal itu. Insya-Allah.
Only Allah knows.




Friday, October 12, 2007

Tentang Cinta

Sewaktu masa dulu, saya menganggap diri kurang mengerti erti cinta. Definisi cinta pada masa itu, seperti biasa (isi tempat kosong). Seperti cetek sekali pengertian cinta itu. Hanya pada satu sudut itu sahaja.
Tapi. Alhamdulillah. Pengalaman hidup di bumi Australia mengenali sangat banyak orang-orang yang mengerti hakikat cinta itu telah mematangkan fikiran dan menambahkan lagi kefahaman apa itu cinta. Kenikmatan cinta itu sendiri.
Kemanisan ukhuwah yang ditonjolkan mereka menjadi pemangkin dan asbab diri yang sekarang ini. Layanan mesra di kala saya seorang 'ghuraba' di dalam kelompok mereka menambahkan lagi lembut hati untuk menerima. Bagai seorang kanak-kanak kecil dilayani oleh kakak-kakak. Padahal ada antara mereka lebih muda dari saya.
Itu cerita tahun dulu. Apa kaitannya dengan cinta? Ukhuwwah ini.. kemanisan berukhuwah ini adalah cara saya bercinta sekarang. Bagaikan pasangan kekasih yang saling merindu saat berjauhan. Teruja saat berjumpaan. Perasaan anugerah Allah yang sukar digambarkan.
(teringat kakak pakar audible di ym :p)
Yang penting sekali cinta itu adalah sesuatu yang diredhai Allah. Bukan cinta kalau bukan mengikut syariat dan tidak mendatangkan redha Allah. Jadi syariat mewajibkan cinta sesama saudara Islam (note: bukan bermakna cinta sesama saudara bermakna kita berhak melayani lawan jenis sebagaimana cara kita melayan sama jenis. Itu haram).
Jadi, seboleh-bolehnya saya ingin menikmati cinta yang benar dan tulus dan dibenarkan Tuhan. Dan di peringkat kehidupan saya sekarang, saya merasainya melalui ukhuwah :)
Dan segala-galanya, seperti cinta, kembalikan kepada Allah. Kerana cinta Allah adalah cinta yang satu-satunya pasti berbalas. Sedangkan konsep cinta kepada yang lain adalah tentang memberi tanpa mengharapkan balasan ataupun menerima kembali.
Sempena malam Ramadhan yang terakhir ini, saya, insan yang terlalu banyak compang-camping ingin memohon maaf buat rakan-rakan dimana jua anda berada, di Macquarie, di bahagian-bahagian lain Australia, New Zealand, Malaysia dan seluruh dunia amnya.
Saya sayang kakak-kakak, kawan-kawan, adik-adik! ;) fillah
Adakah layak ku sambut hari kemenangan ini pada pandangan Tuhan..Entahlah.

Tuesday, October 09, 2007

click Palestine

I love how Khalid Amayreh, the writer for palestine-info who is now in occupied Jerusalem, commenting and giving his own views and opinions on Zionist occupation of Palestine. Factual, accurate and honest. And also threateaning to the enemies.
Here's an excerpt:
"Ahmadinejad simply asked the question often asked by hundreds of millions of ordinary Arabs and Muslims as well other conscientious people around the world.:” Why is it that the Palestinian people are paying the price for an event they had nothing to do with?” And “if the holocaust did happen, why must the Palestinians pay?” Yes, why? Why? Why?
These questions and other remarks made by the young Iranian leader shocked Israel's fanatical supporters and apologists in the US who, predictably, resorted to name-calling, personal attacks and red-herring tactics aimed at vilifying the elected president of 72 million people and diverting attention from Zionist savagery and brutality in Palestine. If anything, the vile response was a clarion testimony to the intellectual bankruptcy of Zionism.
Indeed, instead of objectively and honestly relating to Ahmadinejad’s logical remarks about Israel’s Gestapo-like tactics against the helpless Palestinians, Zionist leaders from Israeli-occupied Jerusalem to Israeli-occupied Congress were caught off balance by the audacity and shocking veracity of the Iranian leader’s speech."

check this site out:
http://www.palestine-info.co.uk/en/default.aspx


Go under the 'comment' section. That's where most of his views are. It's best to read from someone who is actually there witnessing the real things.
iftar

3 hari lepas, sempat beriftar bersama-sama komuniti Indonesia yang belajar di Macquarie atas jemputan Anal dan Teh Lusi. Makanan yang lazat, keramahan yang sangat dan segala-galanya membuatkan hari itu hari yang sweet. Komuniti Indonesia di sini lain dari komuniti pelajar-pelajar Malaysia kerana banyak antara mereka terdiri daripada yang telah berkeluarga dibandingkan dengan pelajar-pelajar Malaysia di Macquarie yang semuanya masih muda dan bujang-bujang belaka. Jadi, banyak sekali bayi. Sempat ketemu Zaudah (baby Mbak Ping) yang cepat membesarnya dan Kasya (baby Teh Lusi) yang asyik tidur saja ;) Dua-dua comel. Ada juga bayi-bayi lain yang saya tidak kenal nama.

Makanan 5 thumbs-up! Yang paling saya suka air. Air cikang yang berais. Padahal hari tu batuk-batuk. Kesannya batuk semakin melarat. Tapi kerana air yang hanya boleh didapati di pasar-pasar malam di Malaysia, saya gagahkan jua. Makanan Malaysia dan Indonesia lebih kurang sahaja. Benar!

Sambil-sambil menunggu solat jemaah maghrib, sempat juga saya berkenalan dengan mereka yang saya belum berkenalan dengan mereka di Uni. Sekadar senyum-senyum sahaja. Ris, gadis yang ala-ala pelakon filem Indo yang cantik. Pernah ke Malaysia tahun lepas menemani abangnya menonton F1 race di Sepang. Lagi bertambah ciri-ciri watak yang sering kita lihat di movie. Ika, sudah berusia dewasa. Amirah, Mirah dan banyak lagi yang lain. Juga tuan cateirng yang menyediakan masakan yang lazat. Mereka semua dari peringkat usia yang berbeza. Tapi keramahan mereka sama. Melayani kami berdua bagaikan sama asalnya. Ini sungguh membuatkan kami terharu. Sweet.

Kelakarnya, mereka berbicara dengan kami dengan menggunakan bahasa inggeris. Mungkin takut kami tak faham sedangkan saya boleh faham hampir setiap butir perbualan mereka. Lain la kalau saya bercakap bahasa Melayu, pasti mereka sukar untuk faham. That's always the case. Really.

Jadi, apa kesimpulannya saya menceritakan ini? Saya merasa sedih untuk meninggalkan bumi Australia ini kerana mungkin di tanahair saya tak dapat merasai pengalaman beriftar atau bermajlis bersama-sama dengan saudara seakidah saya dari negara lain. Di musolla, beriftar dengan mereka yang berbangsa Arab, Turki, India dan lain-lain dan di majlis iftar ini. Suatu pengalaman manis tinggal di rantau orang adalah merasai perasaan berummah atau perasaan kesatuan ummah itu sendiri yang mungkin kurang 'feel' nya di negara sendiri kerana sekelilling kita orang-orang Melayu.

Kata Prof Ungku Aziz, yang mungkin applicable juga untuk bangsa-bangsa lain.

"Orang Melayu tidak berfikir seperti satu ummah. Orang Melayu individulistik." We mean kommunistik.

Ada kebenarannya kata-kata itu. Bukan sekadar untuk orang Melayu, tapi juga buat bangsa-bangsa beragama Islam lain di dunia ini. Nasionalism membunuh kesatuan ummah ini. Di mana kepentingan bangsa teratas dari segalanya. Padahal bila menyatakan Allah sebagai ilah yang satu, perbezaan ini secara geografiknya terhapus. Semua jadi sama.

Mungkin ada yang kata nasionalisme ada baiknya dan selariannya dengan Islam, tapi saya kurang gemar dipeningkan. Pernah terbaca artikel bagaimana penulis itu menerangkan konsep liberalisme, kapitalisme dan nasionalisme sebagai suatu yang memang terdapat di dalam Islam, tapi minda kecil saya tidak suka dikelirukan.Biarlah Islam itu Islam. Tidak perlu ditabalkan dengan nama-nama lain.

Jadi, malam itu, Ika menghantar saya dan Syada pulang. Indahnya persaudaraan. Hingga hari ini hangatnya kemesraan mereka melayani kami berdua masih terbayang-bayang di ingatan. Australia yang bakal ku rindui.

Monday, October 08, 2007

teringin spek

"Allah akan bagi apa yang kita perlukan, bukan apa yang kita inginkan."
Tak dapat spek mahal. Spek patah pun jadilah. Spek di Australia sangat mahal. Jadi, kepada yang bakal melanjutkan pelajaran ke OZ dan bercermin mata, pastikan anda buat spek extra. In case patah. Satu spek di OZ boleh sama nilai dengan 3 pasang spek Malaysia.
;)
Moga bertambah tenang hati. Setiap kesusahan akan disusuli kesenangan. Fainnamaalusriyusro, innamaalusriyusro.
Bergembiralah dengan ujian!

Sunday, October 07, 2007

hidup bukan ketawa

Seringkali aku merasa bersalah,

Tawaku banyak,

seolah-olah lupa hidup ini bukan medan bersuka-ria,

ia medan derita buat yang dijanjikan syurga.


Salah andai mereka kata hidup ini senang,

Hal aku hal aku, hal kau hal kau,

padahal 'masing-masing' itu di masyar kelak,

'masing-masing' tidak wujud di dunia,

kita bertanggungjawab untuk saling mengingat,

kerana mungkin di sana nanti aku tak peduli pun tentang kamu.


Thursday, October 04, 2007

Stranger

Berbahagialah wahai orang-orang yang asing..

Wednesday, September 26, 2007

The Value of a Human

Words from a western thinker,
"I'll get more by giving more of myself and my time".

Words from a Muslim thinker,
"Seorang fasiq (pembuat dosa) yang pemurah (penderma) lebih baik dari seorang abid (ahli ibadah) yang bakhil".

I quote those two because to signify the importance of contributing to the people and its goodness. The value of a human increases as he or she give more contributions to the people. The more beneficial someone is to the people, the greater he or she is. It is important to note that, no matter how brilliant or intelligent or rich someone is, it is nothing if he or she choose to care only about the matter of him or herself, preferring to live life only for his sake.


That's the problem with Muslims today. The fact that Ummah is in terrible condition and needs immediate cure does not open some of the Muslim's hearts to care and work for Islam to develop the Ummah. Instead, many choose to be on their own and not mingling with people while indulging in the business 'yang tak ke mana'. Are not we created to worship Allah? And it is our responsible to also enjoin other people to worship Him.


"The Believers, men and women, are protectors, one of another: they enjoin what is just, and forbid what is evil: they observe regular prayers, practise regular charity, and obey Allah and His Messenger. On them will Allah pour His Mercy: for Allah is Exalted in Power, Wise [9:71]."


"The ayaah which Allah revealed fifteen hundred years ago. It indicates how Allah put women on the highest level of intellectual and social status that any woman or nation or race has ever known. Islam has stated that women are fully human, and are legally competent and independent. (from: Mohamad Ali-Hashimi). "


It shows that being someone beneficial to the ummah and to work for Allah's cause is a responsible work for everyone and that women are not excluded from this. To contribute, does not mean you have to go to the battlefield and fight only, there are other ways that we, especially women can do. For me, the first and important thing that we can do is strengthening the ukhuwwah, the bond among us Muslimah. One of the ways is by attending any gatherings that will lead to 'the remembrance of Allah'. I emphasise this because gatherings can also involved things haraam such as the mixing freely of men and women, and maybe the reason for the gathering should be because of something not allowed by the syariat. The strong ukhuwah is essential as it is one of the aspects that strengthen the ummah besides faith in Allah and material. So, you actually help the ummah if you choose to get closer to your own sisters in Islam by attending such gatherings.


To be someone who bring sunshine to the ummah can also be done through charity work. As we have money, it is wonderful if we can spend some of it for the work of Islam. For example, donating money to the musolla. The amount is not matter, as long as we try our very best to donate. During the time when Prophet Ibrahim was about to be burnt in the fire due to the tyranny of Namrud who ordered those, the birds flew and carried in their beak water to put out the fire. When asked why they did those while it was obvious that was not within the realm of their capabilities to put out the fire with the little amount of water that they can carry in their beak, the birds answered,

"I am afraid that Allah will asked me what am I doing when this happened. At least I know what am I going to answer Him."


See? Even the small birds realised the responsibility to work for Allah's cause. And we, human, who are ordered to do this work should know better and do better.


Living thousands years of life will mean nothing at all if we choose to sit in our cosy house, living in a comfortable circle and enjoying the pleasure of our life without not only just thinking about the sufferings of others (our brothers and sisters in faith) but also works towards the change of it. The value of a human does not lie in how intelligent, rich and beautiful he or she is, but how his existence is necessary to others. We can have lots of great thinkers, but how many actually go outside and walk their talk. You can also be an 'abid' for thousand years, but it is more meaningful and better if your time is also spent to call people towards righteousness.

Rasulullah SAW is the greatest example of individual that reflects the characteristics of one who worked with all his soul and physical capability to develop the ummah. One of the greatest companions, Umar Al-Khatab spent every seconds of his time of his life thinking about the ummah even in his sleep.

Remember that,

"Apakah sebaik-baik amalan itu?"
"Sebaik-baik amalan itu adalah amalan yang membawa manfaat kepada orang lain."

Wallahu'alam

Sunday, September 23, 2007

Segalanya tentang Niat/Intentions


C/P article by Dr Juanda Jaya
Assalamualaikum...

ADAKAH rahsia yang tersimpan di antara diri kita dengan Allah Taala? Menyembunyikan amal kebaikan dari pengetahuan orang lain. Sungguh berat untuk dilakukan kerana lumrahnya manusia memang suka kepada puji-pujian. Berbeza jika seseorang itu melakukan kejahatan, dia akan bersusah-payah menyembunyikan kejahatannya itu daripada pandangan manusia.

Bersyukurlah kerana Allah SWT menghijab segala aib kita daripada mata manusia. Apakah rahsia yang anda sembunyikan itu? Jika ia suatu kejahatan, maka banyakkanlah istighfar, kalau rahsia itu adalah amal ibadat yang ikhlas, maka bersyukurlah kerana Allah SWT menunjukkan diri anda.

Al-Shaikh Muhammad Salih Al-Munajjid menukilkan dalam kitabnya Silsilah A’mal al-Qulub: “Imam al-Mawardi menghasilkan penulisan yang banyak dalam bidang tafsir al-Quran, fiqah dan cabang ilmu lainnya. Namun tiada satu pun karyanya yang diterbitkan semasa hidupnya, melainkan ketika saat akhir hayatnya. Beliau berkata kepada sahabatnya “Semua buku itu adalah hasil karyaku, aku berwasiat kepadamu jika aku sedang menghadapi nazak, letakkanlah telapak tanganmu pada telapak tanganku. Jika aku menggenggamnya ketahuilah bahawa tidak ada satu pun daripada hasil tulisanku itu diterima oleh Allah Taala. Bawalah buku-buku itu ke sungai Tigris dan campakkanlah ia semua ke dalamnya. Sebaliknya, jika aku membuka tanganku, maka ketahuilah bahawa semuanya diterima Allah Taala sebagaimana yang kudambakan dari-Nya.” Ternyata Imam al-Mawardi membuka tangannya dan sesuai dengan wasiatnya buku beliau telah diterbitkan.

Cukuplah hanya Allah SWT yang tahu segala amal baik yang dilakukan. Ini bukan bermakna kita tidak boleh menghebahkan amal berkenaan. Ia tidak salah jika diniatkan untuk memberi teladan kepada orang lain dan supaya syiar Islam dapat dijadikan contoh manusia seluruhnya.

Tetapi bagaimana dengan risiko sifat riak yang merosakkan amal?

Jika kita tidak mahu terjebak oleh penyakit berbahaya ini, sebaiknya kembalilah mengulang kaji pelajaran ikhlas yang pernah membuat Saidina Abu Hurairah RA amat tertekan ketika menyebut tentang hadis Rasulullah SAW berikut ini. Dikatakan bahawa beliau kerap menangis kerana takut ketika membacakannya.

Sabda Rasululllah SAW yang bermaksud: “Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan hukumannya pada hari kiamat kelak ialah seorang lelaki yang mati syahid, dia akan dihadapkan kepada Allah SWT, kemudian Allah SWT mengingatkannya akan nikmat yang pernah dianugerahkan kepadanya sewaktu di dunia dulu, maka dia pun kembali mengingatinya, kemudian Allah Taala bertanya “Apa yang engkau lakukan dengan nikmat yang Aku anugerahkan kepadamu? Ia menjawab “Nikmat itu saya pergunakan untuk berperang kerana membela agamaMu sehingga aku mati syahid. Allah SWT berfirman “Engkau dusta! Engkau telah berperang dengan tujuan supaya disebut sebagai orang yang berani (pahlawan) dan perkara itu telahpun diperkatakan orang sebegitu ke atas mu.” Kemudian dia diheret di atas mukanya dan dicampakkan ke dalam neraka.

Kemudian dihadapkan pula seorang yang alim, dia mengajar ramai manusia dan banyak membaca al-Quran. Allah SWT bertanya “Apakah yang engkau telah lakukan dengan nikmat-ku itu? Ia berkata “Aku belajar ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain dan banyak membaca al-Quran demi keredaan-Mu. Allah berfirman “Engkau dusta! Sebenarnya engkau belajar dan mengajarkan ilmu supaya disebut sebagai orang alim, dan engkau membaca Al-Quran supaya mendapat gelaran Qari’ dan semua itu telahpun disebut orang sebegitu kepadamu.” Orang itu kemudian diheret dan dihumban ke dalam neraka.

Kemudian dihadapkan pula orang yang dermawan yang diluaskan rezekinya oleh Allah Taala dengan pelbagai macam harta benda. Kemudian Allah bertanya “Apa yang engkau telah lakukan ke atas nikmatKu? Ia menjawab “Tiada satu jalan pun yang Engkau suruh supaya diberikan derma kepadanya kecuali saya telah dermakan harta saya di sana. Allah SWT berfirman “Engkau dusta! Engkau menderma supaya disebut sebagai orang yang dermawan dan ia telahpun disebut orang begitu kepadamu. Kemudian ia diheret ke neraka.” Hadis riwayat Imam Muslim

Bolehkah kita terhindar daripada niat yang lain selain untuk Allah SWT? Betapa ruginya jika amal itu bagai debu yang berterbangan. Firman Allah Taala yang bermaksud ”Dan kami tunjukkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (Surah Al-Furqan: Ayat 23)

Hasutan syaitan ke atas orang yang beramal tidak akan berhenti. Adakalanya kita berasa malas melakukan ibadat kerana ada bisikan yang mengatakan “Untuk apa beramal jika hati tidak ikhlas, tentu tidak diterima oleh Allah”.

oleh: Dr. Juanda Jaya

Saturday, September 22, 2007

Tarbiyyah
"Tarbiyyah Islam ialah pendidikan yang telah melahirkan sebaik-baik umat untuk manusia. Tarbiyah ini telah dihapuskan di negara-negara Arab dan Islam dalam beberapa kurun kebelakangan ini, kerana beberapa faktor. Antaranya ialah serangan musuh-musuh Islam, selain daripada kejahilan umat Islam sendiri serta ketakjuban mereka terhadap teori pendidikan barat. Tetapi dengan kelebihan dan kurniaan Allah Taala, beberapa orang ulamak di negara Arab dan Islam telah menyedari betapa merbahayanya konspirasi musuh itu, lalu mereka mengadakan beberapa siri nadwah dan muktamar serta mengarang buku-buku yang amat bermanfaat, bertujuan menetapkan dasar pemikiran tarbiyah di negara kita serta membebaskannya daripada pengaruh pemikiran penjajah."

Once, I complained to a friend that I am tired of learning all the educational and linguistic theory invented by the humans . I couldn't see the rational of learning about all those for I was assured that I do not even realise or even care about what approach to be applied when I will be in teaching career. And studying about those is still okay, the part that I dislike is when doing the assignments: everything needs to be justified and critical. I would say a very intelligent people who posses higher order thinking skills will excel in this course without the need to study hard. Because the more critical are you, the greater marks you will get for the exam/assignments. And this course is not really about drilling and memorizing facts. And definitely, just like other courses you need the understandings of all the theories.


That's the reason for me to dislike studying if viewed from the pessimisit mind of mine. Hehe. But if viewed from the perspective of me having the opportunity to learn how education is viewed Islamically, I tend to be bias towards what I learnt formally now. The influence of the other education sometimes penetrate my mind deep into the fact that the words of God is the first thing that complement everything (But it's true!). I was having this perception that what I learnt now is something that I shouldn;t learn. Yes, it sounds extreme that I was only interested to learn everything Islamic-based.

However, I was absolutely wrong. And I know it myself even when I was having that kind of perception.

I came across few articles. One says that the reality of today demands for an individual who possess knowledge not only on one side, but also the opposite site meaning that knowledge itself is changing through time but that does not mean we also need to change the teachings of the Quran and Sunnah to suit for the current time. That is the mistake. Islam is about practising it completely wholeheartedly and absolutely any changes to it cannot be tolerated. In my own opinion as someone who is learning so little, what people can change is the approach. Not the content. When I relate this to teaching, I realised that what I have been learning all this while is the approach, not the content. And the approach is vary that it is impossible for teachers to stick to only one approach, if they want the outcomes of learning to be achieved successfully.

So, how does this relate to 'tarbiyyah Islamiyyah' and 'what I am learning now?'

What I am learning now is the suggestions of what skills or approach that I can implement in my future classroom. When I learn about tarbiyyah, I realised that the same method that I kept mentioning in my assignment is also applicable to it. People are different that expecting the same approach to work on these differnet people is totally not within the realms of possibility. For example, in teaching, it is always expected that students come into the classroom with their own prior knowledge, that they are not an empty vessel to be filled in. So, the responsibility of the teachers it to help students and scaffold them so that they will move forward to the next level of learning. This is my understanding on how expectations can change the students. However, in terms of 'tarbiyyah', it is the same case. We should expect that the Mad'u already have or perhaps been informed about what this 'thing' is all about. And unfortunately, most of the information they got from people are negative. Therefore, we should not let this negative perceptions surrounds them, in any way we can as long as it is not against the syariat. And I personally believe that, it is not wrong to let loose some of the approach that most people tend to stick into by adopting rare approaches as long as it is assured that the end product is satisfactory.

Whether I like it or not, I shuld appreciate this chance to learn about how education is viewed from both sides. Sometimes, not everything from the Western cannot be applied into the Muslim way or system of life, it is just that the Westerners give them a new name and claim that its theirs, despite that Islam has introduced those concept thousand years ago.

Wednesday, September 19, 2007

Harapan

Janganlah lemah wahai jiwa
Kuatkan semangat dan tekad
Cetuskan keazaman
Tinggalkan angan-angan yang tak pasti
Yang remeh-temeh bukan keutamaan
Sekadar mainan penghalang cita-cita
Janganlah kerdil wahai jiwa
Jangan rendahkan dirimu dengan perkara-perkara hina
Tujuan kita
Tegakkan kalimah Lailahaillallah
Di atas muka bumi ini
Kerana redha Mu Allah yang kami damba

*semoga madrasah Ramadhan akan berjaya membentuk jiwa seorang pejuang yang hanya takut dan berharap kepada yang Mencipta. Amin

Wednesday, September 12, 2007

Kejatuhan Andalusia - Penting!
Esok puasa. Tetamu yang dinanti-nanti bakal berkunjung ziarah. Seperti yang telah ditakdirkan Allah, banyak peristiwa-peristiwa besar yang terjadi dalam bulan Ramadhan. Peristiwa paling besar ke atas kita semua pastinya peristiwa turunnya wahyu pertama di Gua Hira'. Malahan banyak sekali perang-perang besar Islam yang terjadi di bulan Al-Quran ini. Ini bicara Allah kepada kita akan betapa puasa itu bukanlah alasan untuk menjalani hari-hari di bulan Ramadhan dalam kadar produktiviti yang lebih kurang berbanding hari-hari biasa. Sebenarnya saya tertarik dengan peristiwa pembukaan kota Andalus yang terjadi juga di bulan Ramadhan yang diketuai oleh Tariq Ziyad yang tidak silap berusia 17 tahun ketika itu pada tahun 92 Hijrah. Saya juga tertarik dengan peristiwa di sebalik kejatuhan kota Andalus. Di masa itu tentera-tentera salib mencari-cari peluang untuk mendapatkan kembali Andalusia. Bagi memastikan sejauh mana mereka berpeluang untuk menawan kembali kota idaman mereka, dihantar seorang utusan untuk meninjau-ninjau keadaan di kota Andalus.
Pada kali pertama kedatangan utusan itu, dia mendapati seorang anak kecil di Andalus menangis. Lantas dia bertanya:
"Mengapa kamu menangis wahai anak kecil?"
Anak itu menjawab, "Aku sedang cuba memanah seekor burung, tapi sasaranku tidak mengena. Aku kecewa dengan ketidakupayaan memanahku."
Lalu, utusan itu menyimpulkan itu bukanlah masa yang sesuai untuk menyerang Islam di Andalus memandangkan anak kecil sendiri sudah punya semangat dan kekuatan.
Di tahun seterusnya, utusan itu dihantar lagi ke sana. Kali ini dia bertemu dengan seorang anak kecil yang menangis. Lantas seperti biasa, dia bertanya:
"Mengapa kamu menangis wahai anak kecil?"
Anak itu menjawab, "Aku sedih sekali. Aku masih tidak dapat hafal syair-syair." Syair-syair yang dimaksudkan adalah syair puji-pujian terhadap Allah.
Lalu, utusan itu menyimpulkan itu bukan juga masanya lagi untuk menyerang Andalus kerana pemikiran umat Islam yang meletakkan Allah sebagai keutamaan lebih dari segala keutamaan dalam kehidupan.
Dan pada tahun-tahun berikutnya, utusan dihantar lagi. Bertemu lagi dengan seorang anak kecil. Lalu, dia bertanya:
"Mengapa kamu menangis wahai anak kecil?"
Anak itu menjawab, "Aku sedih begini kerana putus cinta.
Lalu, kali ini dia benar-benar yakin itulah masa paling sesuai untuk menyerang kota Andalus kerana perang saraf yang dilancarkan mereka nampaknya berjaya. Mungkin dia melihat umat Islam di Andalus mula lemah dari segi pemikiran dan spiritual. Berbanding tahun-tahun lalu, di mana anak-anak kecil menangis kerana Allah, tahun tersebut mula nampak kepesongan umat Islam.
Jadi, Andalus pun diserang tahun itu setelah bertahun-tahun di bawah pemerintahan Islam hingga jadilah Sepanyol yang kita kenali sekarang.
Saya ingin memetik kata-kata dari sebuah blog, lebih kurang begini,
"Jangan harap ingin dirikan negara Islam sekiranya kita masih tidak mendengar anak-anak kecil sesama mereka berbicara tentang kebesaran Allah, (instead, Power Rangers, Naruto etc.)
jangan harap ingin dirikan negara Islam sekiranya kita masih tidak bertemu orang-orang muda sesama mereka berbicara tentang kebesaran Allah, (instead, mungkin Artis, Gadget terbaru etc.)
jangan harap ingin dirikan negara Islam sekiranya kita masih tidak bertemu orang-orang tua sesama mereka berbicara tentang kebesaran Allah, (instead, mungkin politik, bola etc.)
Menegakkan Islam dalam diri sendiri pun sangat susah (seriously!). Apatah lagi ingin Islam itu tertegak di luar. Jadi perlunya kita menegakkan Islam dalam diri dahulu yang memang sangat-sangat susah. Nah, inilah peluangnya. Ramadhan yang memberi peluang untuk kita menjadi orang-orang bertaqwa. Rujuk (2:128).
Wallahu'alam.

Sunday, September 09, 2007

Why penguin?

Besides its cuteness, there are lots of reasons which contributes to my liking towards penguin . Yesterday, attending an event organised by akhawat of Sydney City, "Ramadan Awareness Day" at Zetland Mosque, added to my enthusiasm towards this special creature. During the event, there was a short slideshow about the fasting animals which was taken from the Islamonline.net. I am amazed with the fact that penguins actually fast.

So here is the article,
"Penguin is one of the sea birds that live in the cold regions. In fact, there are 17 species of these birds in the entire world. Only one of these species inhabits the North Pole territories while the remaining species are distributed widely in the Southern Hemisphere, extending along south Australia, Africa and America.

These species differ totally in their way of laying and hatching eggs. As for those living in the Southern Hemisphere, they spend the winter therein. With the coming of spring, they return in groups to their native land in the North Pole, covering (a distance of) hundreds of miles until they reach their destination and proper location for reproduction. Upon arriving there, they start immediately building their nests out of stone pieces. Following three weeks from their arrival, they will have completed building these nests and the process of procreation. In the usual course of things, the female lays two white eggs mixed with blue color. The male penguin undertakes the task of brooding eggs instead of the female penguin, which is engrossed in seeking food in the deep-water seas. On the other hand, the male penguin goes on in a state of fasting for two weeks until the chicks (the young penguins) develop. When this happens, the male penguin rushes at maximum speed into the sea to drink some of the seawater and to eat from Allah’s provisions. It eats this food in a state of merriment whereas the female penguin (the mother) comes back in order to feed the flourishing young penguins.

Unlike all species of penguins, there is another kind called "the Emperor" which does not build nests for the young. Actually, it spends winter in the North Frozen Zone wherein it lays its eggs; the mother lays the eggs, not on snow, but on its hind feet. Sometimes, the male penguin (the father) may relieve her and they remain in a state of fasting throughout the winter season.
With the advent of spring, the ice melts and the eggs are incubated reproducing those young penguins. The secret behind this strict kind of fasting is that the (penguin’s) eggs require this specific degree of coldness. Practically, when the young penguins grow up, they start observing fasting through abstaining from food until their down falls out and their bodies are covered with feathers. At this very moment, they rush into water declaring the end of this fasting through having food and drink.

As for the old penguins, they also observe fasting for another period that is sufficient to replace their old feathers with another which is more glowing and flourishing. They throw themselves into the sea merrily as if they imitate the human beings when they wear new clothes on the coming of the `Eid that comes after fasting in Ramadan or as if the human beings imitate these wondrous creatures. More accurately, we can say, "It is a recurring Sunnah in Allah's creation." Allah, Most High, says, […That is the decree of (Him), the Exalted in Might, the All-Knowing]."

Subhanallah. So cute, isnt it? Well, I don't want to be bias. There are actually other animals that fast such as snails, other species of birds etc. You can google on them if you want to know more :p

Ok. Ramadhan Kareem everyone. I would like to ask for forgiveness for every wrong that I've done. May this becoming Ramadhan is better than the previous ones.

Allahuma balighna Ramadhan. Ya Allah, sampaikan kepada kami Ramadhan.

Wednesday, September 05, 2007

Kawan Lama
Di suatu hari di pengakhiran musim sejuk yang semakin kurang dingin, terjadi perbualan virtual ala-ala begini,

Dia: Farah!!! Salam
Aku: Salam.
Dia: Apa khabar? Dah lama ye tak ym.
Aku: Haah. Baik.Alhamdulillah. You? Apa kabar jasmani dan rohani?
Dia: Jasmani sihat alhamdulillah. Rohani tak berapa sihat.

Kemudian, itu terjustify dengan sekeping gambarnya yang ku lihat di profilenya. Sedang menikmati sesuatu yang ‘keburukannya lebih banyak dari kebaikan’. Saat itu hati mengucap panjang dan sedih akan dirinya yang begitu. Lagi pula, kemungkaran sama sekali tidak boleh diredhai. Aku benci apabila aku terpaksa men'kerangbusuk'kan muka sendiri terhadap perkara-perkara yang salah kerana takut hati manusia itu terguris. Dalam erti kata lain, malu menegakkan kebenaran. Oh, kadang-kadang itu sering terjadi. Padahal konsepnya adalah biarlah seisi dunia membenci kita, asalkan Allah sama sekali tidak membenci kita.

Kawan ku tadi itu. Bukan aku prejudis terhadap dia. Ini bukan soal prejudis. Ataupun merasakan aku ini lebih baik. Ini bukan tentang perasan baik. Ini soal yang benar tetap benar. Yang salah, harus tidak patut ada toleransi terhadapnya. Cuma di sudut hatiku hanya berharap Tuhan beri dia petunjuk. Kerana doa itu sahaja yang aku mampu. Dalam hati, aku sentiasa berharap Tuhan akan menemukan dia dengan seorang penjual minyak wangi kerana dia tidak layak diciptakan untuk terus hidup dalam kebusukan lumpur-lumpur itu.

Saat banyak rakan-rakan di alam sekitarku bertransformasi ke arah kebaikan, kadang-kadang aku terlupa yang ada juga saudara-saudaraku berjalan ke arah yang bertentangan.

Kisah di atas salah satu kisah daripada beberapa kisah mereka yang aku kenali memilih arah berlawanan itu.

"Let’s go another round, I will follow you down and out".

Tuesday, September 04, 2007

In pursuit of happiness

Long time ago which was few months back, I attended a talk organised by the Affinity Club and Student Life. The talk was about 'in pursuit of happiness". It was interesting and such an eye-opener indeed. One muslim representative, Saddiq Ansari, who never fails to amaze the audiences, talked about how human will never be able to fulfill his nafs, desire. Human's desire has no end to satisfy it. Like women who never stop buying clothes and so do like men who are always attracted by the beauty of other women even though they already have spouses. Unfortunately, we will never have enough resources to satisfy our needs. This ephemeral life never allow us to do so as the saying goes, 'hidup ini adalah ladang untuk akhirat'. As the vicegerent of earth, Allah has provided us the earth to be used to opt for his mercy and keredhaan, pleasure. By instilling in our mind that this life is temporary and does not deserve the fulfillment of our own nafs' satisfactions, we are the most happiest person in the world. This life is all about contributing as much as possible to the humanity for the sake of obeying Allah's rule. If we live for ourselves, then we will in the hereafter forever. In surah Az-Zuhkruf, Allah has mentioned about the fact that all kinds of relationship in this world will not be permanent ones in the hereafter except the relationships among those who fear him, and is based on taqwa and love for Allah. That is why the sahabah listed one of the three things that makes the worldly life pleasant and beautiful to them is the brotherhood relationship among them besides Al-Quran and the Qiyamulail. In fact, the sweetness of iman is attained when someone loves Allah and the prophet (pbuh) more than anything else, and when he or she will love only for Allah's sake, and he or she hates to turn to the old ways (kufr) like the way they hate being thrown into the hell. Therefore, how assured are we that we love Allah more than anything else when the love or the liking is not abided by the syariat? Young people should research more about this as we have came to a phase in this era where there is a mixture of true and false. This causes confusions that e.g. Allah's command in the Quran like 'La Takrabbu Zina' is taken literally in its meaning despite that simple things that can lead to such a thing is also considered as takrabbu zina. Therefore, the fact that our nafs can never be satisfied is enough to make us realize that it is always the best decision to follow the path as outlined by the Creator in the Al-Furqan. The promised jannah is the place where all our desires that are not satisfied due to the limited resources that the wordly life can provide, are fulfilled and pleased there.

To live life to the fullest is to live life in accordance with the Quran. That is a true happiness and what differs Islam than other religion is the fact that worshipping and getting closer to God in order to show love towards Him is not merely something to be felt mentally or spiritually, it is also involves something practical such as the 5 times daily prayers. That was one of the points in the talk that strikes me and something that I never think of before. Meaning that to love Allah requires actions, not only words. This leads me into thinking that, loving the Creator is easy to be uttered, but what makes it difficult is to actually practise what He asks us to do as outlined in the Quran . Even the Prophet also said that to love him, is to follow his sunnah. And how many actually really follow those two?

So, a self-note, let's walk the talk. No use at all writing here is the amal is not equal to it.

Monday, August 20, 2007

Cerrek:Sempena Merdeka

Negaranya yang tercinta, Malaysia bakal menyambut kemerdekaan buat kali ke 50 tahun. Sudah setengah abad Malaysia secara rasminya bebas daripada penjajahan British. Bagi Durra yang menyambut kemerdekaan kali kedua di negara asing, perasaan itu cukup berlainan. Kerana buat kali pertamanya di negara asing Australia, dia belajar untuk memahami apa itu erti kemerdekaan yang sebenar. Suatu pengertian yang membawa perubahan perspektif dalam kehidupannya.


Mengimbau kembali sirah Rasulullah saw,


"Inginkah kamu menguasai seluruh jazirah Arab wahai pembesar-pembesar Quraish sekalian?"


"Bagaimanakah wahai Muhammad'?"


"Kamu beriman dengan kalimah Lailahaillallah".


Sudah pasti sikap beria-ria para pembesar Quraish itu terhapus di situ. Sebagai orang Arab yang benar-benar memahami maksud kalimah tersebut, yang memahami maksud ‘ilah’, itu adalah sesuatu yang sukar untuk dilakukan mereka. Suatu yang berat adalah untuk beriman kepada kalimah tersebut yang bererti menyerahkan segala-galanya. Tapi bagi seorang Mukmin, itu bermaksud merdeka dari segala-galanya Dan hanya menjadikan Allah sebagai sembahan mutlak. Dengan kalimah agung itu bangsa Arab tiba-tiba muncul menjadi sebuah bangsa yang hebat dan berketamadunan malahan lebih dari itu, bukan sekadar menguasai seluruh tanah Arab, tetapi 2/3 dunia. Dengan kalimah agung itu juga, kawasan nusantara, yakni kesultanan Melayu menjadi suatu kerajaan yang hebat. Andai orang-orang Melayu belajar dari sejarah bahawa bangsa Melayu pernah naik gemilang kerana Islam dihayati dan diamalkan dengan sepenuh hati, pasti tidak akan berleluasa gejala-gejala yang sangat busuk di matanya seperti mat rempit, penagihan dadah dan banyak lagi.


Durra, yang mula belajar tentang apa yang terselindung dari kalimah agung itu, memahami beriman kepada kalimah agung tersebut bukan sekadar menjadi Muslim yang semata-mata mempraktikkan segala apa yang terkandung dalam rukun Islam yang merupakan tiang-tiang agama, ia lebih daripada itu. Ia juga adalah tentang mendirikan “apa” di atas tiang-tiang tersebut. Mengaitkan kehidupan sehari-hari dengan pengakuan terhadap kalimah tersebut, ternyata tahun-tahun sebelumnya Durra kurang pasti apakah benar dia melakukan segala suruhan Allah?


"Durra, jomla pergi sure kecoh.. syok la banyak artis-artis best..dengar cerita Britney Spears terbang jauh dari US semata-mata nak memeriahkan konsert ini." perbualan di telefon bersama temannya beberapa tahun lalu masih berlegar-legar di fikirannya.


"Ok, boleh boleh. Britney! My favourite! Tapi lepas maghrib ok? Aku nak solat dulu."


"Ya la memang la lepas maghrib. Takkan taknak solat dulu. Ko ni pun. Kut ye pon.”

"Heheh."


Itulah kenangan di tanah air Malaysia tercinta di kala dia masih jahil apa itu erti menjadi Muslim sepenuh masa. Solat itu sepatutnya mencegah kemungkaran. Tapi benarlah, ibarat seorang yang bermain kotoran lumpur sepanjang hari dan ingin membersihkan diri 5 kali sehari pastilah lebih sukar menghilangkan kotoran itu berbanding mereka yang menjaga kebersihan diri sepanjang masa. Mampukah solat itu menjadi pencegah andai di luar solat melakukan perkara-perkara yang tidak Islam atau dalam erti kata lain, perkara jahiliyyah. Dia masih ingat, suasana di konsert sure kecoh itu sendiri penuh dengan kemungkaran. Pergaulan bebas di sana sini. Kelibat pasangan kekasih memadu kasih kelihatan di mana-mana. Itu belum dikira lagi dengan golongan remaja yang cuba menonjolkan ke‘emo’an mereka menerusi gaya pemakaian ala-ala punk, skinhead, dan tidak kurang juga yang perasan grunge dan banyak lagi. Seolah-olah itu sudah jadi kebiasaan. Sudah menjadi satu norma masyarakat yang tidak lagi dianggap pelik. Sedangkan mereka yang cuba mencegah kemungkaran dipandang sebagai 'narrow-minded', ortodoks, tradisional sangat dan banyak lagi label-label yang lain.


"Kamulah generasi terbaik. Kamu menyuruh kepada yang makruf dan melarang yang mungkar."
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, melainkan mereka yang beriman dan beramal soleh dan berpesan-pesan dengan kesabaran (103:1-3)."



Andainya dia memahami ayat-ayat itu dahulu. Andainya dia memahami Al-Quran bukanlah diturunkan untuk dibaca semata-mata, bukan hanya untuk dibaca saat takut dikacau hantu ataupun saat ada orang meninggal dunia, ataupun apabila sedang dalam musim peperiksaan mahupun sekadar menjadi hiasan di dinding-dinding tetapi Al-Quran diturunkan untuk menjadi manual hidup. Rujukan sepanjang kehidupan. Sedangkan dia lebih gemar mengkhatam tulisan manusia ataupun majalah-majalah gossip dahulu sebelum cuba untuk menghayati qalam Allah. Mukjizat ulung khas buat ummat Nabi Muhammad. Tidak dia terfikir betapa besarnya rahmat Allah ke atas manusia yang bergelar umat Nabi Muhammad saw! Nabi Ibrahim alaihissalam yang sangat dikasihi Allah sendiri sanggup menyerahkan semuanya agar dia dapat menjadi umat Nabi Muhammad saw. Tapi, dengan izin Allah hanya seorang nabi, yakni nabi Isa ailahissalam yang diperkenankan untuk menjadi sebahagian daripada umat Nabi Muhammad saw.


"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami(ayat ayat Allah) dan mereka mempunyai mata tetapi tidak digunakannya untuk melihat (tanda tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak digunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah.Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi.Mereka itulah orang orang yang lalai." (7:179)


Ayat yang sungguh menyentak sanubari. Ouch! Hinanya manusia apabila Allah menyamakan dengan binatang. Sedangkan dia ketawa dengan gelagat chimpanzee-chimpanzee yang menggaru punggung mereka sendiri di Taronga Zoo Sydney yang dirasakan sangat pelik dan lucu, sepatutnya manusia bisa jadi lebih pelik dan lucu lagi andai tidak menggunakan pancaindera kurniaan Allah untuk memahami ayat-ayat Allah dan kekuasaannya melalui penciptaan alam yang indah ini. Ternyata dirinya sendiri yang lebih layak untuk diketawakan.

"Durra.."

Lamunan Durra terhenti dengan panggilan Amrien. Amrien juga sepertinya, sahabat dan teman serumah yang sama-sama mula mengerti apa ertinya memasuki islam secara keseluruhannya. Amrien yang berasal dari kata ‘Amir’ yang bermaksud pemerintah. Mengaitkan pemerintah dengan namanya sendiri, Syajaratuddurrah, mengimbau kembali sejarah khalifah wanita Islam pertama yang hebat, Syajaratuddurr yang begitu tangkas dan berjaya menangkap King Louis 4 yang berhasil menemukan formula untuk mengalahkan umat Islam di sepanjang pemberkasannya di penjara yang langsung tidak menyiksa itu, yakni menjauhkan mereka dari Al-Quran . Dia mendapati umat Islam tidak boleh dikalahkan melalui mata pedang kerana ikatan umat Islam yang kuat terhadap kitab suci Al-Quran menjadi punca umat Islam digeruni seperti singa. Lantas, King Louis yang gembira dengan penemuan itu berhasil melepaskan diri dari tawanan Syajaratuddurr dengan menawarkan pampasan pelepasan emas seberat berat badannya yang terkenal gemuk itu. Dari situlah bermula episod gozwatul fikr* terhadap umat Islam. Mungkin sejarah ingin mengajar bahawa wanita sama sekali tidak boleh menjadi pemimpin umat.


Bagi mereka berdua, pemusafiran mereka di negara asing yang terkenal dengan Perdana Menteri John Howard yang kontroversi atau mendiang Steve Irwin The Crocodile Hunter yang sebenarnya lebih popular dari John Howard, sedikit sebanyak mengajar mereka untuk berfikir di luar kotak.

"Berangan nampak akak nih. Ada masalah ke?" Amrien memecah keheningan.


"Tulah, tengah fikir masalah negara nih. Hehe."Durra menjawab dalam gurau.


"Ooooh, jangan termenung arah lain sudah. Ingat, panjang angan-angan adalah salah satu tarikan syaitan selain rehat yang banyak." Amrien membalas sambil bernasihat. Lagipun bukankah mengingatkan itu satu kewajipan ke atas insan yang sememangnya insan (lupa) ini?


"Yep.. hehe insya-Allah tak termenung dan berangan tentang apa-apa yang mengarut. By the way, kenapa?."


"Hurm, sebenarnya saya nak kacau Durra sekejap. Harap saya tak mengganggu dan Durra sudi dan ada masa nak melayan kerenah saya nih."



"Ooo, tak boleh, tak boleh memang mengganggu pun." Durra menjawab lagi dalam gurauan seperti biasa sambil tangan mencapai potato chips berperisa keju kegemaran Amrien.



“Saya tak peduli, saya nak kacau juga. Tapi, sebelum tu, erm nak chips sikit boleh?”.. Lapar la bang.



“Ye, silalah wahai cik Amrien. Kacau la. Saje je tadi, biasalah senda guraukan membawa bahagia." Durra berkata dalam ketidakpastian adakah itu merupakan suatu yang lawak atau pun tidak.


"Lagipun saya memang beli chips ni untuk Amrien pun. Hehe,” Durra menjawab lagi sambil menyerahkan chips yang sememangnya ingin ditawarkan kepada Amrien.


"Ya, saya tahu. Saya dah biasa,” Amrien menjawab dengan wajah ala-ala selamba badak lalu mengunyah chips itu dan kemudian menyambung bicara.

“Durra kan tahu, hari tu parents saya ada datang sini.” Tiba-tiba kata-kata Amrien terhenti seketika.


“Erm jadi kenapa? Mesti best kan lepaskan rindu. Parents saya pun belum sampai sini lagi." kata Durra lagi.


“Memang best. Best sangat. Tapi kan, tiba-tiba rasa sangsi dan bimbang. Tiba-tiba saya terasa macam bimbang untuk balik for good hujung tahun ini. Hasil kedatangan parents ke mari, saya dapat rasakan macam susah sikit bila balik Malaysia nanti.” Amrien menyambung selepas menghabiskan kunyahan beberapa keeping potato chips itu.
“Jadi, Amrien takut?”
Yup, Amrien mengangguk-mengangguk setuju. “Saya tak pasti, saya cuma takut mereka tak menerima saya yang begini. Durra, bayangkan mereka asyik bertanya kenapa saya macam takde kawan lelaki di sini. Mereka hairan. Mungkin melihat saya macam sekarang ini menyebabkan mereka bimbang saya terlibat dengan perkara yang bukan-bukan hingga ada sampai suatu tahap mereka nasihat saya, nanti nak kahwin jangan kahwin dengan orang P*S. Tapi, awak pun tahukan mereka sangat pro **.”



Durra termangu sebentar. Itulah perkara yang sangat sering berlaku di Malaysia. Apabila agama disamakan dengan politik. Dia kadang-kadang tidak faham kenapa perlu menyamakan politik dengan agama. Hakikatnya politik bukanlah agama. Tapi cuma sebahagian daripada agama Islam yang syumul. Dia cuma merasakan adalah sangat jumud pemikiran yang menganggap agama itu sama dengan politik kerana hakikatnya agama Islam itu adalah meliputi seluruh aspek kehidupan. Amat malang andainya agama dikaitkan atau dipergunakan untuk motif politik semata-mata. Sangat cetek pemikiran itu. Tidak hairanlah ada segelintir yang berdemonstrasi inginkan kerajaan melaksanakan hukum hudud, tapi masih tidak merasa apa-apa di hati saat menyaksikan perkara mungkar di depan mata atau mungkin lebih teruk melakukan sendiri mungkar tersebut. Dia percaya segala-galanya bermula daripada individu muslim sebelum melangkah ke tangga seterusnya. Kerana tabiat agama ini adalah begitu mengikut kata-kata Syed Qutb. Mengikut logika akal pun, manusia hanya akan memiliki keyakinan yang utuh terhadap individu yang berakhlak mulia. Mana mungkin manusia akan meletakkan kepercayaan kepada mereka yang kurang akhlak Islaminya. Tambahan pula, setiap perkara harus dilakukan secara berhikmah dan mengikuti sunnah Rasulullah saw.


“Saya sama sekali tak berniat nak menyinggung perasaan mereka atau yang sepatutnya. Saya sangat sayangkan mereka. Tak mungkin saya akan melakukan sesuatu yang buruk. Alhamdulillah, di sini kita belajar untuk hidup dengan berpandukan Al-Quran. Dan Al-Quran mengajar dan menggariskan cara-cara bagaimana kita patut melayani kedua orang tua kita. Tapi, saya cuma bimbang mereka bimbang akan saya yang begini.” Amrien menyambung terdapat riak-riak kesedihan di wajahnya walaupun air mata tidaklah tumpah.


Durra sedaya mungkin cuba mencari perkataan yang sesuai buat Amrien. Dia sedar bukan mudah baginya melakukan penghijrahan ini. Perubahan memang memerlukan pengorbanan yang tidak disangka-sangka. Berdasarkan karya-karya Shakespeare yang banyak mengungkapkan persoalan pengorbanan, Macbeth sendiri terpaksa berkorban rasa kemanusiaanya dan rasa hatinya yang baik untuk menjadi seorang yang jahat yang tamakkan kekuasaan hingga rela membunuh Raja yang selama ini begitu dihormatinya. Begitu juga Romeo dan Juliet yang sanggup berkorban nyawa kerana tidak tahan menahan derita cinta. Begitu banyak karya-karya ulung yang membicarakan tentang soal pengorbanan. Itu belum dikira lagi dengan kisah-kisah yang sememangnya berlaku di alam nyata yang masih berlegar di sekitar pengorbanan. Perubahan samaada ke arah kebaikan atau kejahatan, semuanya memerlukan pengorbanan. Jadi, alang-alang ingin berkorban, lebih baik berkorban untuk perubahan ke arah kebaikan. Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan. Peribahasa yang sukar untuk diterima oleh akal salah-seorang sahabat mereka, Khairun Nisa. Kerana menurut Nisa, kenapa tak digunakan sahaja senduk untuk menyeluk pekasam tersebut?
Berbalik kepada Durra dan Amrien, Durra menjawab dengan panjang lebar sekali,
“Amrien mesti ingat, kisah Saad ibn Waqas yang ibunya menggugut untuk membunuh dirinya kerana dia enggan keluar dari Islam. Mendengar ugutan ibunya langsung tidak menggugat keimanan Saad untuk mempertahankan akidahnya. Sebaliknya dia menjawab, “Seandainya aku punya seratus nyawa sekalipun, tidak akan sekali-kali keluar Islam. Dan turunlah firman Allah yang menegur perbuatannya. Amrien mesti tahu. Itu menunjukkan walaupun ibu bapa kita mungkin salah anggapan terhadap kita, tetapi mereka tetap berhak untuk dihormati. Dan kalau dikirakan masalah Saad lebih besar. Dia dan ibunya berbeza akidah. Firman Allah , “Adakah kamu mengira Kami membiarkan kamu mengatakan ‘kami telah beriman’ sedangkan kamu tidak diuji?” (29:2). Cabaran adalah perkara biasa. Sunnatullah. Mungkin ini cara Allah menguji. Saya sendiri pun bimbang dengan apa yang bakal dihadapi di Malaysia. Banyak perkara yang tak betul yang adik saya lakukan, saya ingin tegah. Tapi saya tahu itu susah kerana mereka akan bagi alasan, 'Dulu, akak pun buat'. Erm, saya kira mungkin parents Amrien ke sini sekejap saja kut. Jadi, mereka tak dapat melihat awak dengan betul-betul. Yup, macam Amrien kata tadi, mereka mungkin bimbang awak termasuk geng-geng pengganas agaknya. Jangan bimbang, Amrien punya masa yang cukup banyak di Malaysia untuk buktikan Amrien bukan begitu. Kita bukan buat apa-apa yang salah pun. You just want to practise a pure Islam and be a full time Muslim. Selalunya ibubapa akan suka anak-anak mereka jadi baik. Jadi, Amrien tak perlu risau. Doa banyak-banyak dan minta pada Allah agar mereka terima dan terbuka hati menerima Amrien yang baru ini,” Durra tersenyum.



Amrien membalas,” Benar itu. Mungkin saya saja yang takut lebih-lebih. Setiap kita adalah dugaan sendiri. Cuma mungkin dalam bentuk yang berbeza. Seorang muslim bukanlah penakut. Betul tak?



Teringat kata-kata Ibnu Sina. "Orang arif (orang yang mengenal Allah) adalah pemberani, kerana ia selalu jauh dari rasa takut akan mati. Ia adalah orang yang saleh, bagaimana tidak? Kerana ia selalu jauh dari mencintai barang dan perbuatan yang batil. Ia adalah pengampun, bagaimana tidak? Kerana jiwanya lebih besar dan ampuh untuk dilukai oleh kesalahan seseorang. Ia bersih dari dengki, mendendam, benci. Bagaimana tidak? Sedang fikirannya selalu terisi oleh hak dan kebenaran."



“Benar, mungkin ini peluang untuk kita menguji sejauhmana kekuatan kita. Sejauhmana kita merdeka dari perasaan takut. Ingat tak kadang-kadang kita cuba sedaya mungkin mencari tempat tersorok untuk bersolat. Sedangkan kita sebagai mukmin seharusnya pemberani. Yang penting kita bangga dengan keislaman kita. Insya-Allah auranya agar terkena dengan orang lain. Yang penting kita usaha sedaya upaya untuk menjadi yang terbaik di mata Allah. Mungkin setakat ini hasilnya tak seberapa dan tak nampak sangat lagi, tapi kita cuba dan terus cuba. Bukan mudah kan?" Durra berkata dengan semangat.



Amrien membalas, “Tegakkan Islam dalam dirimu, Islam akan tertegak di sekelilingmu bak kata Hasan Hudaibi. Mungkin kita sendiri dalam proses menegakkan Islam dalam diri dan ini bukan mudah. Yang penting kita support each other, ok?”.



“Insya-Allah. Segala yang terbaik dari Allah. Kita sama-sama dalam proses itu. Sama-samalah kita mengingatkan. Kalahkan syaitan dalam dan luar diri. Kalahkan gozwatul fikr* (perang pemikiran) !Allahuakbar!”



Bersemangat kedua-dua mereka pada hari itu. Di luar perkampungan Macquarie University riuh rendah suara jiran-jiran ‘mat salleh’ dan mungkin juga yang tidak berapa nampak 'kemat sallehannya-tapi-perasan-mat salleh’ yang setia melakukan rutin harian hujung minggu yakni qiamulaill . Kepada syaitan tentunya. Rimas juga dibuatnya tapi mereka berdua sudah terlalu biasa dengan keadaan itu. Andainya mereka memahami kebebasan yang mereka miliki itu sebenarnya bukanlah kebebasan sebagaimana yang sering mereka bangga-banggakan dalam ideologi liberalisme, sekularisme, kapitalisme dan isme-isme ciptaaan mereka yang lain, tetapi hakikatnya itu hanyalah ikatan perhambaan kepada kehendak hawa nafsu sendiri. Dan sesuatu yang paling indah adalah tunduk hanya kepada sesuatu yang paling cantik , sempurna dan mulia di dunia ini yakni Allah yang menciptakan. Andainya diri punya kekuatan mengatakan yang haq kepada mereka. Sungguh, hati sangat dicengkam pilu dengan keadaan itu.


Dalam pekat malam yang ketenangannya dicuri oleh kebisingan jiran-jirannya tadi yang sudah mabuk barangkali, kedua-kedua mereka mengucapkan kesyukuran tidak terhingga kepada Allah yang Maha Penyayang. Penghijrahan ini pada Durra merupakan suatu yang sangat simbolik dengan kemerdekaan. Kemerdekaan dalam erti kata tunduk kepada yang Maha Esa dan tidak menjadi hamba kepada suatu yang sangat picisan. Perang pemikiran yang dilancarkan sejak bertahun-tahun lalu oleh musuh-musuh Islam menjadikan Durra dan Amrien antara mereka yang terperangkap dan menjadi mangsa keadaan. Alhamdulillah Allah telah menyelamatkan dia dan Amrien. Itu merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya. Mendapat kefahaman yang membebaskan mereka dari kepungan tentera-tentera syaitan yang cuba melandaskan perjalanan mereka ke arah jurang neraka. Tetapi Allah yang Maha Pengasih telah menghalang itu daripada terus berlaku.



"Sesungguhnya Allah telah mengutus kami untuk membebaskan sesiapa yang dikehendakiNya dari pengabdian kepada manusia kepada pengabdian hanya kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasan dunia dan kelapangan akhirat dan dari kezaliman agama/ideologi (songsang) kepada keadilan Islam." Kata-kata Rub'iyy(tentera Islam) ketika menjelaskan hakikat merdeka kepada Rustum(panglima tentera Parsi).

Sesungguhnya perjalanan yang panjang ini memerlukan hati yang merdeka dari segala-galanya dan hanya tunduk kepada yang Maha Esa kerana ini adalah perjalanan hati. Walaupun jasad hancur mamah dibaham tanah, hati tetap akan terus dengan perjalanannya. Perjalanan di alam al-wujud.
"Aku telah hidup di bawah bayangan al-Quran dan di sana aku melihat alam al-wujud ini adalah lebih besar dari saiznya yang lahir yang dapat dilihat itu. Ia lebih besar dari segi hakikatnya dan ddan dari segi bilangan aspek-aspeknya. Ia mencakup alam ghaib dan alam syahadah kedua-dua sekali bukannya alam syahadah sahaja. Ia merangkumi dunia dan Akhirat kedua-dua sekali bukannya dunia ini sahaja. Dan kewujudan manusia adalah bersinambung di lorong-lorong zaman yang amat jauh itu. Maut bukannya penghabisan perjalanan hidup manusia, malah ia merupakan suatu peringkat perjalanan di tengah jalan. Segala sesuatu yang dicapai oleh seseorang di dunia ini bukanlah merupakan seluruh habuannya, malah hanya merupakan sebahagian dari habuannya sahaja. Segala balasan yang terluput di dunia ini tidak akan terluput di Akhirat nanti. Di sana balasan tidak mengalami penganiayaan, pengurangan dan kesesiaan. Peringkat perjalanan yang dilalui manusia di bumi ini merupakan peringkat perjalanan di sebuah alam hidup yang lumrah, sebuah alam sahabat yang mesra dan sebuah alam yang mempunyai roh yang sentiasa menerima, menyambut dan ia bertawajjuh kepada Allah Pencipta Yang Maha Esa sebagaimana roh orang yang beriman bertawajjuh kepada-Nya dengan penuh khusyu'." (SQ)